Text
Strategi kepala sekolah dalam mengatasi problematika pembelajaran di SD Gambyok Kec. Grogol Kab. Kediri (studi kasus di Jl. Plosolanang, Ds. Gambyok Kec. Grogol Kab. Kediri)
Penelitian ini bertujuan untuk mendiskripsikan hambatan yang dialami oleh kepala sekolah dan guru dalam pelaksanaan pembelajaran daring Penelitian ini dilakukan di SD Negeri Gambyok 1 Kec Grogol Kab Kediri, dengan jenis penelitian kualitatif. Data penelitian diperoleh dengan teknik pengumpulan data, observasi, dan dokumentasi. Subjek dari penelitian ini adalah kepala sekolah dan teknik analisis data yang menggunakan reduksi data, penyajian data dan verivfikasi data dan kesimpulan.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa hambatan yang di alami guru mempunyai beberapa hambatan, hambatan-hambatan tersebut bisa dari jaringan internet, hal tersebut paling rentan menjadi kendala bagi setiap peserta didik khususnya. Karena koneksi yang tidak memadai maka kebanyakan perangkat yang digunakan sering error. Jikalaupun bisa, seringkali loadingnya lama sehingga memotivasi untuk belajar menjadi menurun. Jika kondisi peserta didik sudah menurun atau malas karena bosan alhasil, pembelajaran hanya digunakan sebagai ajang kehadiran bahwa pendidik tersebut ikut berpartisipasi.
Setelah itu kendala mengenai paket kuota, kaarena tidak semua peserta didik mempunyai dana untuk membeli kuota internet. Maka banyak dari peserta didik terkendala dengan paket kuota internet. Jikalaupun punya kuota kebanyakkan dari peserta didik mempunyai kuota chat. Sehingga kuota tidak mendukung untuk mengakses website e-learning.
Perangkat yang tidak memadai, sering dihadapi oleh sebagian peserta didik yang tidak mempunyai handphone akan kesulitan dalam mengerjakan tugas dari bapak ibu
upaya yang dilaukan kepala sekolah SD Ngeri Gambyok 1 Kec Grogol Kab Kediri Pertama, dengan memanajemen waktu dalam pembelajaran daring. karena tidak semua peserta didik mampu mengatur dirinya untuk tidak mengulur waktu belajar. Maka dari itu kepala sekolah mengajarkan untuk pandai memanajemen waktu agar mempunyai tanggung untuk mengerjakan sesuatu selesai dengan tepat waktu. Kedua, yaitu ketersediaan handphone pada siswa dikarenakan ada yang tidak mempunyai handphone maka solusinya adalah bapak ibu guru berkunjung ke rumah siswa untuk membantu kesulitan yang di keluhkan. Ketiga, kendala pada kuota internet, maka solusinya adalah dengan adanya kuota internet dari Kemendikbud sehingga hal ini sangat membantu baik guru, maupun didik untuk tetap melaksnaakan pembelajaran dan karena jaringan yang terbatas maka mau tidak mau harus tetap melaksanakannya dengan sabar. Keempat yaitu kepala sekolah memilih media pembelajaran yang mudah seperti WhatsApp, karena kepala sekolah menyadari jika menggunakan media pembelajaran yang sulit, maka pasti akan menjadi beban bagi bapak ibu guru dan walimurid. Solusinya adalah kepala sekolah sepakat dengan ibu dan bapak guru untuk mengaplikasikan media pembelajaran yang mudah saja, dan untuk guru, kepala sekolah mengadakan pelatihan yaitu pelatihan webinar.
Tidak tersedia versi lain