Text
Biosensor berbasis surface plasmon resonance (SPR)
Biosensor adalah perangkat yang menggunakan organisme hidup atau molekul biologis, terutama enzim atau antibodi, untuk mendeteksi keberadaan bahan kimia. Prinsip kerja biosensor adalah berdasarkan immobilisasi komponen biologi (enzim, bakteri, dan lainlain) pada matriks membran polimer yang diintegrasikan dengan sinyal transduser pada analit. Komponen biologi berfungsi sebagai sensor elektroaktif yang berperan pada reaksi setengah sel elektrokimia sehingga potensial yang ditimbulkan sensitif dan selektif terhadap ion tertentu. Biosensor yang pertama kali dibuat adalah sensor yang menggunakan transduser elektrokimia yaitu elektroda enzim untuk menentukan kadar glukosa. Beberapa riset banyak mengembangkan biosensor berbasis surface plasmon resonance (SPR). Keunggulan biosensor berbasis SPR adalah mampu mendeteksi interaksi biomolekul secara langsung tanpa labeling menjadikan sensor ini memiliki potensi untuk diaplikasikan diberbagai bidang. Teknik SPR dimanfaatkan untuk mendeteksi penyerapan yang terjadi pada biomolekul, karena memiliki sensitivitas dan respon yang cepat terhadap perubahan indeks bias pada permukaan sensor. Pemanfaatan SPR sebagai biosensor antara lain dapat mengukur konsentrasi biomolekul, ketebalan, dan data ikatan kinetik untuk analyte biologi tertentu seperti antigen/antibodi, ligan/reseptor, reaksi protein, dan hibridisasi DNA. Salah satu yang diamati pada biosensor berbasis SPR adalah sinyal SPR. Sebagai contoh, kecenderungan sinyal SPR dengan relasinya terhadap konsentrasi dari suatu material, dalam hal ini polyclonal antibody (PAb) yaitu sinyal SPR meningkat dengan meningkatnya konsentrasi PAb. Sinyal SPR yang meningkat ini tidak begitu saja teramati tanpa adanya fenomena yang terjadi pada sistem SPR tersebut. Salah satu yang menandai adanya fenomena SPR adalah perubahan sudut SPR atau angleshift (pergeseran sudut) SPR.
Tidak tersedia versi lain