Text
Persepsi keluarga penyandang difabel terhadap keharmonisan keluarga (studi kasus di perkumpulan disabilitas Kabupaten Kediri)
Keluarga merupakan dua orang yang berjanji hidup bersama yang memiliki komitmen atas dasar cinta. Menjalankan tugas dan fungsi yang saling terkait karena sebuah ikatan batin/hubungan perkawinan. Dalam Undang- Undang No. 1 Tahun 1974 tujuan perkawinan adalah agar terbentuknya keluarga yang kekal. Lalu bagaimana dengan keluarga difabel yang memiliki kecacatan fisik sehingga hak dan kewajiban dalam keluarga tidak bisa dilakukan secara maksimal. sehingga fokus masalah dalam penelitian ini, diantaranya Bagaimana persepsi penyandang difabel terhadap keharmonisan keluarga, upaya serta faktor pendukung dan penghambat untuk mewujudkan keharmonisan keluarga.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini dari sifatnya menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif yaitu salah satu penelitian yang bertujuan untuk menyajikan mengenai gambaran kenyataan sosial, dan pengumpulan datanya dengan wawancara.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa, pemahaman keluarga penyandang difabel mengenai keharmonisan keluarga dipaparkan secara rinci. Bahwa keharmonisan keluarga berhubungan erat dengan keadaan dalam keluarga, munculnya ketenangan, kebahagiaan, serta kenyamaan yang mereka bentuk dalam keluarga sebagai wujud keluarga harmonis. Bagi pasangan suami istri difabel di Kabupaten Kediri kepercayaan dan kepeduliaan sangat penting dibangun untuk tetap menjaga keharmonisan keluarga. Dengan keterbatasan fisik yang keluarga difabel miliki, prinsip dan komitmen membangun keluarga bahagia harus keluarga terapkan. Dalam hal ini antara anggota keluarga saling memahami, menghargai, membantu ketika mengalami kesusahan. Selanjutnya pendidikan agama pun penting untuk tercapainya keharmonisan keluarga difabel, melalui pendidikan agama inilah mempengaruhi pola fikir anak agar bisa menerima kekurangan orang tua dan tidak merasa minder dalam lingkungan sekitar. Dalam kehidupan rumah tangga pasangan difabel di Kabupaten Kediri tidak lepas dari hambatan yang sering dilalui keluarga, tetapi adanya kesadaran dan saling memahami mereka belajar untuk saling melengkapi sehingga ketidakmaksimal kebutuhan ekonomi keluarga yang dirasakan tidak menjadi penghalang dalam keharmonisan keluarga.
Tidak tersedia versi lain