Text
Makna seni Bantengan (studi interaksionisme simbolik pada paguyubang Desa Talok Kecamatan Dlanggu Kabupaten Mojokerto)
Seni Bantengan adalah salah satu bentuk peninggalan dari nenek moyang yang masih dilestarikan dan diangkat sebagai seni tradisional dari Mojokerto Jawa Timur. Salah satu paguyuban yang masih melestarikan seni Bantengan adalah Desa Talok Kecamatan Dlanggu kabupaten Mojokerto. Meskipun hanya sebagai budaya lokal, namun keberadaan seni Bantengan masih eksis dikalangan masyarakat. Seni Bantengan dapat dijumpai di beberapa acara seperti pernikahan, khitanan, ruwah desa, hari-hari besar dan acara kebudayaan. Perhatian Pemerintah Kabupaten Dinas Pemuda Olahraga, Kebudayaan dan Pariwisata Mojokerto terlihat dengan adanya pembentukan FKBM (Forum Komunikasi Bantengan Mojopahit) sebagai penampung seluruh paguyuban seni Bantengan di wilayah Mojokerto. Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui dan memahami seni Bantengan bagi paguyuban di Desa Talok Kecamatan Dlanggu Kabupaten Mojokerto.
ini menggunakan metode kualitatif dengan menggunakan pendekatan fenomenologi. Dalam melakukan penggalian data dengan cara wawancara, peneliti menggunakan cara purposive sampling atau menitik beratkan informan pada syarat-syarat tertentu. Penelitian ini dianalisa menggunakan teori Herbert Blummer yaitu interaksionisme simbolik. Teori ini menjelaskan manusia bertindak karena adanya suatu makna yang diberi makna oleh manusia itu sendiri melalui simbol-simbol dan pemaknaan itu bersifat dinamis
Hasil penelitian menunjukkan bahwa seni Bantengan dilestarikan bukan hanya sebagai warisan budaya, melainkan paguyuban di Desa Talok Kecamatan Dlanggu Mojokerto memaknai 1) seni Bantengan sebagai wadah untuk memper erat sistem kekeluargaan antar masyarakat Desa Talok, 2) untuk mengenang perjuangan pendekar pada masa kolonial Belanda, 3) seni Bantengan dimaknai sebagai salah satu metode dakwah.
Tidak tersedia versi lain