Text
Coping stress ibu pasca keguguran di Dusun Drangin Desa Wonojoyo Kabupaten Kediri
Keguguran atau abortus merupakan istilah yang digunakan saat janin yang ada dikandungan seorang ibu, jatuh atau luntur terjadi karena beberapa hal, seorang ibu pasca keguguran beresiko stres dan trauma, sehingga perlu adanya coping stres terhadap proses kehidupan ibu pasca keguguran. Menurut Lazarus Coping seseorang mengubah pemikiran atau tindakan untuk mengelola tuntutan internal dan eksternal yang dinilai berat dan melebihi kemampuan yang dimiliki individu. Coping merupakan proses dimana seseorang mencoba untuk mengelola kesenjangan yang dirasakan antara tuntutan dan sumber daya yang mereka nilai dalam situasi stres.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui coping stres dan faktor-faktor yang mempengaruhinya coping stres pada ibu pasca mengalami keguguran. Penelitian ini melibatkan 3 Responden yang diambil dari dusun Drangin desa Wonojoyo kabupaten Kediri. Metode yang digunakan penelitian melalui metode kualitatif dengan desain fenomenologi. Teknik pengumpulan data menggunakan (1) wawancara terbuka (2) observasi partisipasi. Analisis data melalui 3 proses yaitu: (1) reduksi data (2) penyajian data (3) penarikan kesimpulan. Kemudian pengecekan keabsahan data melalui triangulasi data dengan sumber dan triangulasi data metode.
Hasil dari penelitian ini menunjukkan bentuk coping stres yang dipakai informan ada 2 bentuk coping. Pertama adalah problem-focused coping yang dibagi menjadi 3 bagian lagi yaitu planful problem solving ketiga informan yaitu ibu R, ibu L, dan ibu T, sama-sama lekas mengerjakan pekerjaannya, meskipun waktu yang dibutuhkan untuk bangkit berbeda, confrontive coping bentuk ini 2 informan yaitu ibu R, dan ibu L, mempunyai sifat konfrontatif sedangkan ibu T tidak, seeking suport dari ketiga informan yaitu ibu R, ibu L, dan ibu T, mendapatkan dukungan dari keluarganya. Kedua yaitu emotion focused coping bentuk coping ini dibagi lagi menjadi 4 bentuk coping yaitu, distancing ibu R, ibu L., dan ibu T, sama-sama menjauhkan diri atau menghindar dari tetangganya atau dari faktor keguguran, self-control 2 informan yaitu ibu R, ibu L., belum bisa mengontrol dirinya sedangkan ibu T bisa mentontrol dirinya dengan baik, dan accepting responsibility kesamaan ibu R, ibu L, dan ibu T yaitu sama-sama segera menempatkan diri dengan tanggung jawabnya, sedangkan escape-avoidance kesamaan ibu R, ibu L, dan ibu T menghindar atau melarikan diri dari masalah. Ada 5 yang mempengaruhi ketiga informan yaitu, faktor coping stres psikologis, sosial, dan spiritual.
Tidak tersedia versi lain