Text
Izzi's Pare
Mendengar kata Pare, orang pasti akan langsung menelan ludah, lantaran membayang betapa pahitnya buah itu. Dan karena pahitnya, jarang sekali orang-orang yang mau. Jangankan memakannya, melihatnya pun rasanya tidak sudi. Memang buah itu sangat tidak menarik, sudah pahit, bentuknya serupa kulit buaya, kasar. Tetapi, jangan heran bila mendengar ada orang yang kesemsem dengan Pare. Bahkan, sampe rela mengatakan bahwa sangat mencintai Pare. Bukan, ya bukan. Bukan Pare di atas yang di maksud, tetapi salah satu daerah di pojok Jawa Timur. Pare adalah sebuah desa di pelosok Jawa Timur yang memiliki karakter sama dengan desa-desa lain. Didominasi sawah, pohon besar menghijau tak terurus, dan penduduk yang jiwanya masih sepolos udara. Namun, ada satu hal yang membuatnya beda dan banyak didatangi oleh orang-orang dari berbagai pelosok negeri Indonesia maupun dari negeri luar. Kampung yang berada dalam kecamatan Tulung Rejo itu, memiliki ciri yang sangat mengagumkan. Saking mengagumkannya, desa itu dijuluki sebagai Kota Bahasa karena memiliki tempat belajar bahasa yang sangat banyak, serupa banyaknya warung nasi di jakarta. Namanya juga desa, tentunya sangat jarang ditemui tempat-tempat wisata, sehingga anak-anak yang merantau ke sana menjadikan segalanya menjadi tempat wisata, mulai dari Garuda Park, alun-alun, dan yang paling mengesankan adalah Goa Surowono, Goa ini merupakan goa yang seram dan tak layak huni, namun tetap saja menarik minat manusia Pare untuk mendatanginya. Menurut riwayat, Goa Surowono pernah dijadikan sebagai tempat persembunyian para pahlawan tempo dulu yang diserang penjajah. Suatu kali, Izzi dan kawan-kawannya menelusuri goa yang gelap, sempit, dan menakutkan itu. Ketakutan dan ketegangan menyertai perjalanan mereka Walaupun begitu, Goa Surowono itu tetap saja dikunjungi orang-orang dari berbagai penjuru. Seorang perempuan yatim bernama Izzi Shofi Firdausi, mencoba untuk ke sana. Adakah ia menemukan atau merasakan apa yang telah dikatakan oleh orang-orang yang pernah kesana? Ditemani dengan dialog-dialog segar dan sejarah mengapa Pare bisa menjadi kota yang banyak dikunjungi orang dari berbagai daerah itu, novel ini disuguhkan. Semoga bermanfaat.
Tidak tersedia versi lain