Text
Analisa komparatif semantik penafsiran Al-Zamakhshari dan Bintu Shaati` atas huruf Ziyaadah Laa yang bersanding Qasam dalam al-Qur`an
Al-Qur'an sebagai kalam Allah memiliki kemukjizatan dari berbagai aspeknya. Hal ini tidak lepas dari kedudukan al-Qur'an sebagai risalah Allah bagi seluruh umat manusia. Untuk mengetahui betapa besarnya rahasia al-Qur'an maka perlu mengkaji makna dan kandungan ayat-ayatnya, sehingga bentuk daripada pengetahuan terhadap al-Qur'an adala bagaimana mengetahui penafsiran al-Qur'an itu sendiri. Penafsiran al-Qur'an membutuhkan perangkat ilmu untuk membantu memahami makna-maknanya. Salah satu aspek yang menakjubkan adalah dari sisi kebahasaannya.
Penelitian ini mengkaji aspek kebahasaan al-Qur'an khususnya penggunaan huruf yang bersanding dengan qasam Uslub tersebut secara ajeg digunakan dalam al-Qur'an, dan tidak kurang ada delapan tempat uslub tersebut bisa kita temukan dalam al-Qur'an. Lantas yang menjadi obyek kajian adalah penafsiran dan pemaknaan al-Zamakhshari dan Bintu Shathi atas huruf la tersebut. Penulis beranggapan bahwa kedua mufassir tersebut merupaskan representasi ulama tafsir di masing-masing zamannya. Itulah yang menggelitik benak penulis untuk mengkaji penafsiran kedua tokoh tersebut terkait huruf la secara khusus, dan konsep huruf al-Ziyadah secara umum. Metode komparatif yang dilakukan penulis menggunakan alat bantu berupa pendekatan semantik. Dengan pendekatan dan pisau analisa sematik penelitian ini mencoba menemukan metode pemaknaan yang dipakai oleh kedua tokoh mufassir tersebut atas huruf la yang bersanding qasam
Hasilnya, penelitian ini mendapati bahwa konsep huruf ziyadah dalam al-Qur'an merupakan sesuatu yang belum disepakati eksistensinya dalam al-Qur'an Al-Zamkhshari merupakan salah satu penyokong keberadaan ziyadah, sedangkan Bintu Shiti sebaliknya, ia menolak eksistensi ziyadah dalam al-Qur'an. Untuk huruf la yang bersanding qasam, al- Zamakhsari dengan pemaknaan secara leksikal menyatakan bahwa huruf la tersebut adalah aydab dan memiliki fungsi taqwiyah wa taukid al-ma'sk Adapun Bints Shipi dengan pemaknaan secara kontekstual linguistik memaknai huruf la sebagaimana adanya bahwa ia metap bermakna na, namun yang dinegasikan dari huruf tersebut bukan qasam itu sendiri, melainkan kebutuhan Allah akan gasam
Tidak tersedia versi lain