Text
Penanaman nilai-nilai spiritual untuk membangun budaya sekolah (studi multisitus di SDIT Al Ummah Jombang dan SDIT Al Mishbah Jombang)
Pendidikan merupakan aset penting untuk memenuhi kebutuhan hidup manusia, mulai dari kebutuhan individu maupun kelompok untuk mencapai tujuan. Seiring dengan perkembangan zaman yang terus mengalami perubahan dan kemajuan ke arah modern, dalam hal ini pentingnya penanaman nilai-nilai spiritual menjadi dasar dalam memberikan pondasi terhadap anak-anak dalam memerangi dunia perubahan yang tidak mudah untuk diarungi dengan berbagai tantangan dunia. Pendidikan nasional memberikan perhatian yang tinggi pada pengembangan peserta didik. Oleh karena itu, dilakukan penelitian terkait penanaman nilai-nilai spiritual melalui budaya sekolah
Metode penelitian yang digunakan adalah metode kuantitatif. Penelitian ini di lakukan di SDIT Al-Ummah dan Al-Mishbah sebagai obyeknya semua kegiatan dan pembiasaan di sekolah tersebut dengan responden kepala madrasah, guru Pendidikan Agama Islam, komite madrasah, dan wali murid. Sumber data dalam penelitian ini adalah para kepala madrasah, guru Pendidikan Agama Islam, komite madrasah, dan wali murid dan dokumen.
Hasil penenlitian terkait tujuan siswa dalam belajar yaitu: 1) kedua sekolah tersebut mempunyai identitas sebagai sekolah yang berjalan dengan bercorak islami. Pembiasaan-pembiasaan yang ada dalam sekolah tersebut merupaka sebuah kearifan lokal yang merupakan hasil dari lokal genius. (2) Upaya pengembangan sikap spiritual dikembangkan melalui kegiatan-kegiatan pembiasaan dalam proses pembelajaran yang awalnya belum sepenuhnya sejalan dalam nilai-nilai islam kemudian dengan memberikan pemahaman, pengertian, contoh-contoh, pembiasaan-pembiasaan, sikap dan perilaku yang dilakukan seluruh warga sekolah. Dengan diwujudkan dalam visi, misi kurikulum, hingga standar kelulusan yang prosesnya melibatkan semua warga sekolah baik dari internal sekolah maupun eksternal sekolah seperti: yayasan, guru, siswa, orang tua, masyarakat, dan lingkungan sekolah dengan respon sosial yang baik. (3) Adapun faktor pendukung yang banyak memberikan kontribusi positif (1) kedua sekolah tersebut memiliki komitmen dari seluruh warga sekolah nya dengan baik, (2) kedua sekolah tersebut siswa nya sudah ada pembekalan akidah yang dilakukan sejak dini, (3) Kerjasama guru di kedua sekolah tersbut sangat baik secara praktik, (4) Adanya sarana dan prasarana yang memadai di kedua sekolahan tersebut, Sedangkan faktor penghambat sebagai berikut: (1) waktu yang kurang memadai, (2) kemampuan SDM yang berbeda-beda dan ada beberapa orang tua dirumah yang kurang mendukung sehingga meneybabkan ketidak sesuaian antara pembiasaan anak yang terprogram di sekolah dengan pembiasan di rumah.
Tidak tersedia versi lain