Text
Hoaks dalam perspektif al-Qur`an (pendekatan hermeneutika Jorge J.E Gracia)
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hoaks dalam Al-Qur'an dengan pendekatan hermeneutika Jorge J.E Gracia, serta mengetahui proses terjadinya hoaks dan cara menyikapinya dalam Al-Qur'an.
Penelitian ini menggunakan metode penelitian kepustakaan (library research), yakni suatu penelitian yang menggunakan buku-buku atau sejenisnya sebagai sumber data. Adapun teknik analisis data yang dilakukan dalam penelitian ini dilakukan dengan pendekatan tematik (maudhui), yaitu dengan menghimpun ayat-ayat yang berkaitan dengan tema pembahasan hoaks. Kemudian ayat-ayat tersebut diklasifikasikan berdasarkan konteks menjadi beberapa item dan dianalisis dengan pendekatan hermeneutik Jorge J. E Gracia.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa hoaks dalam Al-Qur'an dapat diklasifikasikan menjadi tiga item berdasarkan konteksnya yaitu konteks agama, konteks sosial, dan konteks keluarga. Analisis hermeneutika Jorge J. E Gracia tentang hoaks dalam Al-Qur'an yaitu: Pertama, dalam konteks agama, memberikan implikasi bahwa akan selalu ada orang-orang yang bersembunyi dibalik nama agama Islam, mulut mereka berkata beragama Islam, tapi hati mereka mengatakan sebaliknya, maka dianjurkan berhati-hati. Kedua, dalam konteks sosial, memberikan implikasi bahwa ketika mendapat berita negatif tentang seseorang apalagi jika korban dikenal sebagai orang yang baik, maka jangan langsung percaya, lebih baik berbaik sangka atau tidak usah berkomentar, karena semakin sering suatu isu dibicarakan tidak akan mendatangkan mashlahah, namun semakin membuat korban menderita. Melihat sumber berita menjadi salah satu hal penting ketika menerima berita, jika mendapat dari orang, media online, atau media sosial yang dikenal sering berbohong atau terdapat tanda-tanda kebohongan lebih baik jangan langsung percaya dan dicari dahulu kebenarannya. Ketiga, dalam konteks keluarga, memberikan implikasi bahwa sekeras apapun anak mencoba membohongi orang tua, Allah SWT akan membuka kebohongan itu, sehingga yang ada hanyalah rasa menyesal dikemudian hari. Selanjutnya dalam hubungan suami istri, tidak boleh berbohong untuk tujuan kemaksiatan dan kepentingan pribadi. Al Quran telah menjelaskan proses terjadinya berita hoaks, ada dua jenis hoaks dilihat dari proses terjadinya, yaitu hoaks yang timbul karena ulah penjahat dan masyarakat, dan hoaks yang timbul karena murni ulah dari penjahat. Adapun cara menyikapi berita hoaks dalam Al-Qur'an adalah tidak boleh langsung percaya dengan setiap berita yang diterima, lebih baik berbaik sangka jika korban berita dikenal orang baik, tidak perlu berkomentar jika tidak mengetahui, dan mengutamakan klarifikasi informasi.
Tidak tersedia versi lain