Text
Peran pondok persantren Mamba`ul Ishlah terhadap perubahan sosial keagamaan masyarakat dusun Cirebon Baru desa Muara Gading Mas kecamatan Labuhan Maringgai kabupaten Lampung Timur
Pondok pesantren adalah lembaga pendidikan tertua di Indonesia, yang memberikan kontribusi positif dalam mengembangkan akhlak masyarakat juga keilmuan agama. Umumnya, kegiatan pondok pesantren dikhususkan dan hanya bisa dinikmati oleh kalangan santri sendiri. Namun, di Dusun Cirebon Baru, Pondok Pesantren Mamba'ul Ishlah menjadikan kegiatan pondok sebagai kegiatan umum yang diikuti oleh santri dan masyarakat. Uniknya, dengan konsep membaurkan kegiatan santri dengan masyarakat pondok pesantren ini bisa menambah penilaian positif terhadap pentingnya hidup beragama.
Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan studi kasus. Datanya berupa data primer dan sekunder, dimana pengumpulan data dengan tiga metode: observasi, wawancara, dan dokumentasi. Untuk membedah lebih dalam, digunakan teori A-G-1-L dari Talcott Parsons sebagai pisau analisisnya. Adapun teori menganalisis data dengan metode interaktif Miles dan Haberman dalam bentuk: pengumpulan data, reduksi data, dan display data Sedangkan, validitas data menggunakan triangulasi teknik dan triangulasi waktu.
Penelitian ini mendapatkan dua hasil pertama, Pondok Pesantren Mamba'ul Ishlah memiliki peran penting dalam mengubah sosial-keagamaan masyarakat Dusun Cirebon Baru. Peran tersebut melalui empat tahapan: (1) adaptasi, yakni pengasuh dan santri-santri Pondok Pesantren Mamba'ul Ishlah berpartisipasi langsung dalam mengikuti rutinan Yasin, dimana rutinan Yasin tersebut adalah rutinitas keagamaan milik masyarakat Dusun Cirebon Baru, (2) penyatuan tujuan, dengan cara pengasuh mensosialisasikan pondok pesantren ke masyarakat Dusun Cirebon Baru di dalam forum rutinan Yasin tersebut serta nasehat-nasehat, di samping itu santri-santri dianjurkan memberi contoh akhlak karimah kepada warga agar anak muda Dusun Cirebon Baru termotivasi memondokkan anaknya, minimal anak muda tersebut meneladani akhlak santri, (3) integrasi, dengan cara berpartisipasi langsung dalam mengikuti rutinan Yasin, juga santri ikut andil dalam gotong royong desa, membantu warga yang membutuhkan tenaga kuli, kebersihan, panen, dan sebagainya yang bersifat sosial-ekonomi, juga kegiatan beragama Pondok Pesantren Mamba'ul Ishlah dijadikan kegiatan untuk umum, dan langkah terakhir (4) latensi, dimana mempertahankan kegiatan keagamaan itu dengan membentuk struktur kepengurusan yang dinahkodai oleh masyarakat Dusun Cirebon baru itu sendiri. Kedua, Pondok Pesantren Mamba'ul Ishlah membawa perubahan dalam tata struktur beragama masyarakat, dimana nilai agama dan kharisma tokoh agama mulai dipercayai sebagai aktor pemberdayaan moral anak muda dan masyarakat Dusun Cirebon baru.
Tidak tersedia versi lain