Text
Sikap gay terhadap proses pengungkapan diri (studi gay dalam komunikasi keagamaan di Desa Sidokare, Kecamatan Krembung, Kabupaten Sidoarjo)
Dewasa ini, issue tentang LGBT sangat marak diperbincangkan karena banyak sekali pro dan kontra dari masyarakat di seluruh dunia. Oleh karena itu, seorang gay tidak akan mudah terbuka tentang orientasi seksualnya pada khalayak umum. Namun bukan berarti mereka tidak dapat membuka diri sama sekali pada orang-orang disekitarnya. Kebanyakan dari mereka yang melakukan coming out, hanya mau membuka orientasi seksualnya kepada orang-orang terdekat yang mereka anggap dapat dipercaya. Selain itu, dengan keadaannya yang berbeda, pelaku gay tidak serta merta jauh dari kehidupan keagamaan. Bahkan mungkin komunikasi keagamaannya jauh lebih baik dibanding orang heteroseksual pada umumnya. Berdasarkan gambaran tersebut, Fokus penelitian yang dikaji adalah: 1) Bagaimana proses pengungkapan diri seorang gay di Desa Sidokare, Kecamatan Krembung, Kabupaten Sidoarjo? serta 2) Bagaimana proses komunikasi gay dalam konteks keagamaan Sidokare, Kecamatan Krembung, Kabupaten Sidoarjo?
Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif dan jenis penelitian studi kasus. Data utama diperoleh dari para informan yakni dua informan utama yang merupakan seorang gay dan satu orang informan tambahan yang merupakan teman dekat salah satu informan utama, sedangkan data-data tambahan diperoleh dari buku, skripsi, jurnal, pemberitaan media massa dan media sosial. Analisa data dilakukan dengan cara melakukan reduksi data, penyajian data-data dan menarik kesimpulan dan tahap akhir dari analisa data ini mengadakan keabsahan data dengan menggunakan triangulasi sumber dan triangulasi pengamat Dalam mengupas penelitian ini, penulis menggunakan teori penetrasi sosial.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa; 1) Salah satu informan utama yang merupakan pelaku gay, sudah melakukan coming our kepada sahabat dan saudara laki-lakinya. Namun satu yang lainnya, memilih untuk tetap diam dan merahasiakan orientasi seksualnya. 2) Kedua informan memilih untuk tidak melakukan pengungkapan sebagai seorang gay dalam komunikasi keagamaan. Dalam kehidupan sehari-hari dan juga dalam melaksanakan perintah agama, mereka berperan selayaknya laki-laki normal. 3) Hambatan dalam melakukan coming out adalah rasa takut akan kekecewaan dari orang tua serta tidak dapat diterima keadaannya oleh orang sekitar mereka.
Tidak tersedia versi lain