Text
Ungkapan mahabbah dalam peringatan maulid Nabi Muhammad saw menurut warga Desa Ketapang Laok Kecamatan Ketapang Kabupaten Sampang
Peringatan Maulid Nabi Muhammad Saw, merupakan tradisi keagaman yang menjadi media untuk menyebarkan agama Islam di Nusantara. Seperti yang kita ketahui bahwa banyak sekali kitab-kitab dari kalangan sufi yang menggambarkan kecintaannya terhadap Nabi Muhammad Saw, seperti kitab Maulid Al-Barzanji, Maulid Al-Diba'i, Maulid Habsyi, dan lain sebagainya. Yang kesemua itu tergambarkan dengan jelas bahwa ada cinta lain selain Allah, yaitu cinta pada Nabi Muhammad Saw. Dan doktrin cinta yang seperti ini telah merambah di seluruh indonesia.
Orang Madura, khususnya Warga Desa Ketapang Laok Kecamatan Ketapang Kabupaten Sampang Madura mempunyai cara tersendiri dalam memperingatinya. Setiap kabupaten, kecamatan, bahkan desa yang ada di pulau tersebut mempunyai cara masing masing dalam melaksanakannya, namun tujuannya tetap sama yaitu ikut berbahagia dan bersyukur atas lahimya Nabi Muhammad Saw, sebagai bentuk mahabbah atau rasa cinta terhadap Beliau. Penelitian ini termasuk penelitian lapangan yang menggunakan metode kualitatif yang berfokus pada dua pertanyaan masalah, yakni: 1) Bagaimana gambaran bentuk pelaksanaan peringatan maulid Nabi yang dilakukan oleh warga desa Ketapang Laok, 2) Bagaimana bentuk ungkapan mahabbah dalam peringatan maulid Nabi yang dilakukan oleh warga desa Ketapang Laok
Hasil penelitian mengungkapkan bahwasanya terdapat beberapa bentuk pelaksanaan maulid Nabi yang dilakukan oleh warga desa Ketapang Laok, yakni: 1) Chochoghen, 2) Min-Amin Pandek, 3) Alod-Molod atau Onjhengan Molod, dan 4) Molodhen Rajch, 5) Pangajhien Rajeh. Dari kelima bentuk peringatan maulid Nabi tersebut, maka penulis dapat mengelompokkan bentuk ungkapan mahabbah dalam peringatan maulid Nabi menjadi empat bentuk, yaitu: 1) Shadaqah, 2) Sholawat, 3) Doa, dan 4) Silaturrahmi.
Tidak tersedia versi lain