Text
Dialog antar umat Islam dan Katolik di dusun Ngesong Sumber Bentis Desa Banyakan Kecamatan Banayakan Kabupaten Kediri
Dusun Ngesong Sumber Bentis merupakan sebuah dusun yang dihuni oleh dua penganut agama, yaitu Islam dan Katolik. Dialog di dusun tersebut sangat baik. Hal ini telah dilakukan oleh anak-anak sampai orang dewasa dan terdapat pernikahan lintas agama yang dilakukan oleh masyarakat setempat. Dengan adanya hal tersebut tentunya dapat memicu terjadinya konflik antar umat beragama, namun realitasnya masyarakat dapat hidup dengan rukun dan damai. Tidak ada perselisihan yang terjadi secara serius yang dapat mengakibatkan konflik antar agama. Sehingga peneliti tertatik untuk melakukan penelitian di dusun tersebut. Berdasarkan hal tersebut penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bentuk-bentuk dialog antar umat Islam dan Katolik serta faktor pendukung dan penghambat dalam menerapkan dialog antar umat Islam dan Katolik di Dusun Ngesong Sumber Bentis Desa Manyaran Kecamatan Banyakan Kabupaten Kediri.
Untuk menjawab hal tersebut, peneliti menggunakan bantuan teori dialog umat beragama oleh Mukti Ali. Dalam penelitian ini menggunakan antar pendekatan kualitatif. Pendekatan kualitatif merupakan suatu penelitian yang menghasilkan data berupa kata-kata yang menjelaskan tentang objek yang diamati. Adapun pengumpulan data melalui observasi, wawancara dan dokumentasi dengan subjek/informan penelitian sebanyak 7 orang terdiri dari 2 Perangkat Desa yaitu Carik dan Kepala Dusun, 1 tokoh agama Islam, 1 tokoh Agama Katolik, 1 masyarakat beragama Islam, 1 masyarakat yang beragama Katolik dan 1 Kepala Sekolah SDN Manyaran.
Berdasarkan hasil penelitian menghasilkan temuan bahwa kerukunan yang ada di Dusun Ngesong Sumber Bentis terjadi secara alamiah. Meskipun kerukunan tersebut lahir secara alamiah namun tidak terlepas dari adanya dialog antar umat beragama dan foktor pendukung serta penghambat agar masyarakat dapat mejadi lebih akrab dalam menjalin hubungan dengan umat beragama. Dialog antar umat beragama yang diterapkan yaitu dialog kehidupan dan dialog kerjasama. Faktor pendukungnya adalah sudah terbebas dari sikap apologi khusus, dialog yang terjadi bukan sekedar ambisis pemuka agama, dialog terdapat hubungan manusia dengan Tuhan dan manusia dengan manusia, dan terdapat perasaan iman, harapan dan cinta. faktor penghambatnya yaitu masih terdapat ambisi para pemuka agama dalam mempromosikan keagamaannya dan dialog antar umat beragama di masyarakat masih sekedar usaha untuk membuat orang lain memahami agamanya.
Tidak tersedia versi lain