Text
Pembentukan identitas diri pada lesbian dikalangan atlet sepakbola perempuan di Kota X
Fenomena LGBT (Lesbian, Gay, Biseksual, dan Transgender) tentunya sudah tidak asing lagi didengar. Tentunnya kemunculan mereka menimbulkan pro dan kontra. Sampai saat ini orientasi tersebut belum sepenuhnya diterima di masyarakat, karena masih banyak yang beranggapan hal tersebut merupakan aib. Dari beberapa keterangan di peroleh bahwa dari beberapa penyimpangan tersebut, orientasi Lesbian lah yang masih sulit untuk dijangkau. Sementara itu dari beberapa ketengan juga menyebutkan bahwa penyimpangan seksual terbanyak terutama Lesbian, ada di kalangang atlet. Seperti halnya individu lain, seorang yang memiliki orientasi seksual Lesbian tentunya juga memiliki masa depan. Menurut Erikson seseorang yang sedang mencari identitas akan berusaha "menjadi seseorang", yang berarti berusaha mengalami diri sendiri sebagai "aku" yang bersifat sentral, mandiri, unik, yang mempunyai suatu kesadaran akan kesatuan batinnya, sekaligus juga berarti menjadi "seseorang" yang diterima dan diakui oleh orang banyak. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Pembentukan identitas diri pada Lesbian dikalangan Atlet Sepak Bola Perempuan Kota X.
Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah kualitatif. Subyek dalam penelitian ini terdiri dari empat lesbian yang tergabung dalam salah satu tim Sepakbola Perempuan Kota X. Metode pengumpulan data menggunakan wawancara observasi, serta dokumentasi Analisis data yang digunakan adalah reduksi data, penyajian data, penarikan kesimpulan dan verifikasi. Sedangkan untuk pengecekan keabsahan data menggunakan triangulasi sumber.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa; Tiga dari subyek penelitian telah memiliki identitas diri yang cukup tinggi, mereka mampu mengetahui kelebihan dan kekurangan yang mereka miliki mereka juga mengakui dan menyadari bahwa mereka memiliki orientasi seksual yang menyimpang. Sementara ada satu subyek yang masih dalam proses pencarian identitas diri. Ia menyadari penyimpangan seksual yang ia miliki, namun ia tidak dapat mengetahui kekurangan yang ia miliki selain orientasi yang menyimpang. Adapun upaya dalam mengembangkan eksistensi dilingkungan sosial, dalam hal karier mereka memiliki cara yang berbeda-beda. Tiga subyek memilih untuk keluar dari rutinitasnya sebagai atlet. Sementara satu dari empat subyek memilih untuk melanjutkan rutinitasnya sebagai seorang atlet. Akan tetapi dalam ranah seksual mereka memiliki keinginan yang sama. Keempat subyek memiliki keinginan untuk menjadi normal namun belum ada upaya untuk memperolehnya. Selain itu keempat subyek tidak ingin orientasi seksualnya di ketahui oleh orang lain, hal tersebut dikarenakan mereka berfikiran bahwa orientasi yang mereka miliki merupakan sebuah aib.
Tidak tersedia versi lain