Text
Pluralisme agama masyarakat pedesaan (kajian living quran tentang pluralisme agama masyarakat Desa Krisik Kecamatan Gandusari Kabupaten Blitar)
Pluralisme sering kali disama ratakan dengan istilah "kerukunan, toleransi dan kebersamaan". Akan tetapi dalam kajian keagamaan atau theologi, pluralisme diartikan sebagai plot kebenaran agama dalam posisi pararel atau kesejajaran. Pertemuan antar agama, diaman semua kebenaran agama diletakkan secara pararel, maka kebenaran agama menjadi relative dan tergantung pemeluknya. Dengan demikian, semua agama dianggap sebagai jalan (washilah) yang berbeda, tetapi mempunyai subtansi yang sama yaitu dengan mengabdi kepada Tuhan. Oleh karena itu, agama dianggap sebagai jalan yang dihasilkan dari latar belakang dan pengalaman per-individu.
Perbedaan yang terjadi diantara masyarakat pluralisme menjadi sebuah cerminan kehidupan yang beraneka ragam. Hal ini dapat dilihat berdasarkan kehidupan masyarakat pedesaan, dengan semboyan yang sangat masyhur dengan kaliinat saiyeg saeka praya atau gotong royong merupakan rangkaian hidup tolong menolong sesama warga. Kebudayaan yang mereka bangun adalah hasil adaptasi dari alam sehingga dapat meletakkan pondasi patembayatan yang kuat dan mendasar.
Penelitian ini mengarah pada pandangan living al-Qur'an, dengan tinjauan kajian pemaknaan tradisi ataupun perilaku masyarakat dalam sebuah daerah yang menjadi obyek kajian. Living al-Qur'an secara garis besar ialah kajian al-Qur'an yang bermula dari fenomena dimasyarakat dalam memahami dan mengamalkan al-Qur'an.
Dari uraian alasan pemilihan judul tersebut, maka peneliti merumuskan masalah yang berkaitan dengan judul sebagai berikut 1) Bagaimana penerapan pluralisme agama pada masyarakat pedesaan di desa Krisik Kecamatan Gandusari Kabupaten Blitar 2) Dampak yang mempengaruhi penerapan pluralisme agama pada masyarakat pedesaan di Ds. Krisik Kec. Gandusari Kab. Blitar.
Dari penelitian ini dapat ditarik kesimpulan bahwa 1) Penerapan pluralisme agama dalam masyarakat pedesaan harmonis dan sangat didasarkan pada kesadaran akan perbedaan agama. Dalam kehidupan bermasyarakat, masyarakat pluralis saling menerima satu sama lain, agar hidup dengan nyaman dan damai. 2) Dampak yamg diakibatkan dari penerapan pluralism agama bersifat positif dan tidak lepas dari faktor pendukung yang mempengaruhinya, diantaranya ialah, kesadaran yang baik dalam perbedaan berkeyakinan, menjaga komunikasi yang harmonis, solidaritas sosial tinggi dalam berbagai kegiatan masyarakat.
Tidak tersedia versi lain