Text
Kontroversi peran perempuan: kajian kritis hadis perspektif kesetaraan
Logika hadis adalah logika teologis yang bersifat dogmatis dan seringkali menuntut pelaksanaan teknis di luar nalar logis. Sedangkan tuntutan kesetaraan menggunakan logika sosial, dalam pandangan sosial kedudukan laki-laki dan. perempuan sama sehingga tidak layak memperlakukan perempuan deskriminatif dibawah laki-laki. Tentu saja teks-teks tersebut mempunyai implikasi terhadap peran perempuan. Penelitian ini dimaksudkan untuk mengetahui pandangan hadis terhadap peran perempuan dalam perspektif kesetaraan.
Secara metodis, kerangka pembahasan disusun dalam kerangka hadist maudu'i dengan melakukan penelusuran hadis terkait peran perempuan. Kemudian menelaah kualitas dari hadis-hadis tersebut. Selanjutnya, kajian terhadap makna hadis digali melalui pendekatan figh al-hadith dengan melakukan penelusuran penelusuran asbab al-wurud dan menyertakan nada al-hadith yang meliputi kritik sanad dan kritik matan. Disamping itu melihat kandungan makna dalam perspektif kesetaraan.
Penelitian ini membahas hadis-hadis yang dianggap dapat menimbulkan kontoversi terkait kedudukan perempuan, yakni: (1) kurangnya akal dan lemah agama dan (2) surganya istri pada suami (perintah sujud). Secara tekstual, sabda. tersebut tampak bernuansa diskriminasi gender dan misoginis. Apabila dikaji secara kontekstual, berdasarkan penelusuran asbab al-wurud dan telaah atas realitas kehidupan perempuan, maka akan sampai pada simpulan bahwa tidak ada unsur misoginis di dalamnya. Sebaliknya, ada isyarat keilmuan yang perlu dikaji lebih lanjut menggunakan perspektif syari'ah dibalik sabda tersebut. Beberapa temuan dalam penelitian ini di antaranya bahwa: (1) perbedaan ruang otak yang memproses fungsi akal serta perubahan hormonal yang menyebabkan siklus haid sehingga mengurangi peran dalam aktivitas spiritual dan (2) Redaksi hadis sujudnya istri kepada suami adalah kiasan untuk menggambarkan besarnya hak suami terhadap istrinya untuk ditaati. Disamping itu antara syariat dan logika mempunyai proporsi masing-masing, terhadap syariat yang tidak dapat dilogikakan maka tugas akal adalah menerima dan melaksanakannya tanpa ada ruang untuk berdebat.
Tidak tersedia versi lain