Text
Konstruksi sosial masyarakat terhadap mitos makam Mbah Rondo Kuning (dusun Tanjunganom desa Tunge kecamatan Wates kabupaten Kediri)
Peter L Berger dan Thomas Luckman melihat masyarakat sebagai sebuah proses yang berlangsung dalam tiga momen dialektis sekaligus yaitu proses yang mereka sebut eksternalisasi, objektivikasi, dan internalisasi, terkait dengan persoalan legitimasi yang bersifat kognitif dan normatif. Inilah yang mereka sebut dengan realitas sosial. Salah satu kepercayaan atau tradisi yang masih muncul di tengah-tengah masyarakat Indonesia khususnya Jawa Timur yang berada di Dusun Tanjunganom Desa Tunge Kecamatan Wates Kabupaten Kediri terdapat satu kepercayaan atau tradisi terkait dengan makan seseorang yang biasa disebut sebagai petilasan Mbah Rondo Kuning. Berdasarkan cerita dari masyarakat sekita bahwa Mbah Rondo Kuning ini pernah mendirikan padepokan atau tempat untuk belajar ilmu bela diri. Penelitian ini bertujuan untuk: 1) mengetahui lebih lanjut dan lebih dalam hal mitos dan magi yang dipraktekkan dengan penelitian tentang mitos Makam Mbah Rondo Kuning. 2) Untuk membuktikan hipotesis, bahwasannya mitos dan magi itu dapat dibuktikan dan dapat dianalisis dengan kajian teori dari Peter L Berger dan Thomas Luckman. 3) Untuk mendapatkan pengalaman baru pada saat proses penelitian dan lebih berbaur dengan masyarakat Dusun Tanjunganom.
Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan adalah pendekatan fenomenologi. Sumber data dalam penelitian ini terdiri dari 3 sumber data 1) perason yang berupa orang, yaitu: Lurah atau Kades: Pak Didik Budiman, Tokoh desa atau sesepuh desa: Mbah Slamet, Mbah Ban, dan masyarakat desa, Mbak Santi 2) Place yaitu sumber data yang berupa tempat (sarana, dan prasarana) yang ada di Lingkungan Dusun Tanjunganom dan 3) paper sumber data yang berupa simbol, yaitu Petilasan Mbah Rondo Kuning, dan sejarah mengenai Petilasan tersebut. Teknik pengumpulan data primer disini menggunakan dua cara yaitu observasi dan wawancara. Analisis data yang digunakan adalah deskriptif naratif.
Hasil penelitian ini menunjukkan 1) Mitos dan magi yang dipraktekkan meliputi: nyadran, barikan. 2) Terbukti bahwasannya mitos dibuktikan dan dapat dianalisis dari teori Peter L Berger dan Thomas Luckman melalui tahapan eksternalisasi, objektivasi dan internalisasi. 3) Pengalaman baru pada saat proses penelitian yaitu lebih berbaur dengan masyarakat Dusun Tanjunganom, bahwa tradisi yang sudah turun temurun pada masyarakat Dusun Tanjunganom mampu menyatukan pandangan masyarakat bahwa mitos Nyadran, barian dan pantangan tidak boleh memakai baju kuning merupakan mitos yang sudah dipercayai oleh masyarakat dan dipatuhi ditandai dengan semua masyarakat Dusun Tanjunganom mengikuti tradisi tersebut.
Tidak tersedia versi lain