Text
Implementasi ajaran berbusana pesantren salaf oleh mahasiswa IAIN Kediri (studi terhadap santri pondok pesantren Al-Amien Kediri)
Dewasa ini membicarakan mengenai busana tidak akan ada habisnya. Banyaknya bermunculan ragam busana terkadang menjadi dilema pada diri masyarakat terhadap memadukan fungsi utama pakaian sendiri. Tak jarang mereka tergelincir hanya memikirkan fungsi tersiernya saja. Banyaknya ragam busana juga terlihat dari busana-busana yang digunakan mahasiswi IAIN Kediri. Untuk menyikapi terhadap hal tersebut tak dapat dihindari ada rasa keinginan untuk berpenampilan seperti tersebut. Akan tetapi, terhadap busana yang akan digunakannya santri tidak bisa begitu saja meninggalkan atas ajaran berbusana yang telah ia dapatkan di pondok pesantren Al-Amien Kediri. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bentuk implementasi ajaran berbusana yang dilakukan santri dan ajaran berbusana ataupun sumber yang dijadikan rujukan di pondok pesantren Al-Amien Kediri.
Analisis penelitian ini menggunakan teori tindakan sosial Max Weber, tindakan yang dilakukan individu adalah melibatkan campur tangan atas proses pemikiran dan tindakan bermakna yang dihasilkan diantara suatu stimulus dan respons terakhir. Tindakan-tindakan Max Weber dibagi atas empat dasar yakni: tindakan rasional instrumental, tindakan rasional nilai, tindakan afektif dan tindakan tradisional. Metode penelitian ini bersifat kualitatif deskriptif. Data didapatkan dengan metode wawancara, observasi, dan dokumentasi. Pengambilan data melalui metode purposive sampling. Selanjutnya, untuk menganalisis data digunakan tekhnik reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa: ( : (1)Ajaran berbusana yang ada di pondok pesantren Al-Amien masih bersifat umum seperti yang ada di pesa pesantren pesantren lainnya akan tetapi terdapat batasan-batasan berbusana yang harus diterapkan oleh para santri. (2) Sumber yang dijadikan rujukan berasal dari Kitab Kuning Fiqh dan hukum Syari'at Islam. (3) Bentuk implementasi terhadap ajaran berbusana tersebut dilakukan dengan cara pemilihan baju dengan mengedepankan prinsip busana yang digunakan mampu menutupi anggota tubuh dengan sempurna sehingga tidak akan mengundang nafsu bagi orang lain yang melihatnya. Selanjutnya, kesederhanaan tetap dijadikan pedoman saat berpenampilan. Kemudian, Faktor yang melatar belakangi terhadap tindakan tersebut berasal dari diri sendiri dan stimulus-stimulus dari luar dirinya dan sesuai teori Max Weber tindakan santri diklasifikasikan ke dalam 4 bentuk tindakan yaitu tindakan rasional instrumental, tindakan rasional nilai, tindakan efektif dan tindakan tradisional.
Tidak tersedia versi lain