Text
Penghormatan terhadap leluhur dalam tradisi Khonghucu (studi kasus di klenteng Tri Dharma Hok Yoe Kiong Desa Sukomoro Kec. Sukomoro Kab. Nganjuk)
Agama Khonghucu yang kita ketahui identik dengan yang namanya urusan ekonomi atau duniawi. Hidupnya dicurahkan untuk bekerja dan mencari kekayaan serta kurang memperhatikan urusan agama atau akhirat. Namun uniknya umat Khonghucu di Klenteng Tri Dharma Hok Yoe Kiong Desa Sukomoro Kec. Sukomoro Kab. Nganjuk setiap tahunnya rutin menjalankan penghormatan terhadap leluhurnya. Selain itu mereka memiliki hubungan yang erat dengan para leluhur serta memiliki leluhur yang berbentuk semut. Penelitian ini memiliki rumusan masalah yakni: 1) bagaimana ajaran agama Khonghucu di Klenteng Tri Dharma Hok Yoe Kiong Desa Sukomoro Kec. Sukomoro Kab, Nganjuk? 2) bagaimana penghormatan terhadap terhadap leluhur dalam tradisi Khonghucu di Klenteng Tri Dharma Hok Yoe Kiong Desa Sukomoro Kec. Sukomoro Kab. Nganjuk?
Pendekatan atau jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini ialah field research atau penelitian lapar yang bersifat kualitatif dengan metode deskriptif. Metode pengumpulan data dalam penelitian ini ialah dengan metode observasi, wawancara dan dokumentasi. Sedangkan teori yang digunakan ialah teori interpretative simbolik dari Cliffort Geertz, sebab teori ini dianggap relevan untuk menjawab rumusan masalah dalam penelitian ini.
Hasil penelitian ini mengungkapkan bahwa 1) Ajaran agama Khonghucu di Klenteng Tri Dharma Hok Yoe Kiong Desa Sukomoro Kec. Sukomoro Kab, Nganjuk ialah memiliki ajaran kepercayaan dan ajaran peribadatan. 2) Penghormatan terhadap terhadap leluhur dalam tradisi Khonghucu di Klenteng Tri Dharma Hok Yoe Kiong Desa Sukomoro Kec. Sukomoro Kab. Nganjuk ini merupakan tradisi kepercayaan turun temurun dari nenek moyang masyarakat Cina sebagai wujud bakti, rasa hormat dan mengenang kembali jasa-jasa para leluhur. Penghormatan terhadap leluhur ini dilaksanakan setiap satu tahun sekali yakni pada bulan tujuh dalam penanggalan Imlek atau disebut dengan bulan Ulambana. Prosesi penghormatan terhadap leluhur ialah sembahyang kepada Tuhan Yang Maha Esa, dewa Kongco Kong Tik Tjoen Ong, dewa Ti Cang Wang Pusa, dan kepada leluhur dan arwah gentanyangan. Sesembahan yang diberikan ialah buah apel, pir, jeruk, pisang emas, nanas, tebu, bunga mawar, air putih, teh, ciu, manisan, kue basah, liu cai, masakan vegetarian, lilin, uang perak, dan satu paket sesembahan yang ingin dikerikan kepada leluhur. Dampak dari penghormatan terhadap leluhur ini tergantung pribadi masing-masing umat Khonghucu yang merasakannya.
Tidak tersedia versi lain