Text
Makna hidup remaja yatim di lembaga kesejahteraan sosial anak (LKSA) `Sunan Kalijaga` Pakuncen Kecamatan Patianrowo Kabupaten Nganjuk
Bagi remaja peristiwa kematian orang tua membuatnya menjadi seorang yatim, sehingga remaja akan kehilangan sosok panutan dalam hidupnya dan kehilangan materi. Ketiadaan orang tua tersebut menimbulkan duka yang mendalam, kondisi yang sangat berat yang harus dilalui remaja. Rasa duka yang menyebabkan munculnya rasa tidak berdaya, perasaan bebas, putus asa, resah, marah, perasaan bersalah, merasa kehilangan, rindu, dan perasaan tidak rela. Peristiwa kematian tersebut dapat berpengaruh bagi perkembangan remaja. Dalam hal ini, tentu peran orang tua sangat dibutuhkan bagi perkembangan hidup remaja dalam meraih makna hidupnya. Penelitian ini bermaksud untuk mengetahui gambaran hidup remaja yang tidak tinggal bersama orang tua ataupun keluarganya, proses pencarian makna, sumber-sumber, dan karakteristik makna hidup remaja yatim.
Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan mendeskripsikan secara naratif. Penggumpulan data menggunakan metode wawancara semi terstruktur dan observasi, serta menghasilkan suatu catatan lapangan. Lokasi penelitian dilaksanakan di lembaga Kesejahteraan Sosial Anak (LKSA) "Sunan Kalijaga" Desa Pakuncen, Kecamatan Patianrowo, Kabupaten Nganjuk. Subjek dalam penelitian ini berjumlah 4 remaja yatim berusia 13-19 tahun. Data primer penelitian ini adalah hasil wawancara dengan pengelola lembaga dan subjek, sedangkan data sekundernya adalah catatan lapangan, dokumentasi, jurnal dan buku. Analisis data dilakukan pada pra-lapangan, analisis lapangan, kemudian mereduksi data, penyajian dan penarikan kesimpulan. Pengecekan keabsahan data dilakukan melalui pengamatan mendalam, ketekunan peneliti, trianggulasi, diskusi teman sejawat, analisis kasus negatif dan member check.
Hasil penelitian menunjukkan gambaran hidup subjek di Lembaga Kesejahteraan Sosial Anak (LKSA) "Sunan Kalijaga" adalah mengaji, hafalan, madrasah diniyah dan sekolah umum. Proses pencarian makna hidup subjek melalui tiga tahapan yaitu penderitaan, kebermaknaan dalam penderitaan, dan mencari hikmah dalam musibah, terdapat dua subjek yang merasa menderita. Makna hidup subjek bersumber dari nilai kreatif, nilai penghayatan dan nilai sikap, tiga subjek telah mampu melibatkan diri dengan kegiatan asrama. Adapun karakteristik makna hidup subjek adalah unik dan personal, spesifik dan nyata, memberi pedoman dan arah, terdapat satu subjek yang telah mampu menentukan tujuan hidupnya, sementara tiga lainnya masih merasakan kebingungan dengan keinginannya di masa depan.
Tidak tersedia versi lain