Text
Syarah ushul 'isyrin : menyelami samudra 20 prinsip Hasan Al-Banna
Judul Asli : A-Nahjul mubin lisyarhi al-ushul al-Isyrin
Dalam tradisi keilmuan zaman dahulu, setiap tokoh ulama biasanya membuat risalah-risalah kecil untuk disebarkan kepada masyarakat. Risalah-risalah ini sebagai kristalisasi dari ilmu pengetahuan yang dikuasai oleh sang tokoh, yang tidak mungkin dipaparkan secara panjang lebar dengan menyertakan dalil-dalilnya, untuk konsumsi masyarakat awam. Sepeninggal mereka dan seiring dengan kebutuhan masyarakat yang mulai meningkat wawasan pengetahuannya, para murid sang tokoh menyampaikan kembali risalah singkat gurunya, dengan syarah (penjelasan) panjang lebar dan penyertaan dalil-dalilnya, dengan ayat Al-Qur'an maupun hadits Nabi.
Kita mengenal Alfiyah (seribu bait syair) dalam ilmu nafwu dan sharaf, ditulis oleh Syaikh Ibnu Aqil, yang lalu banyak disyarah oleh ulama kemudian. Dalam fiqih, kita mengenal kitab Taqriib tulisan Syaikh Nawawi yang sangat ringkas tentang fiqih, pun tidak lepas dari tangan pensyarah. Dalam dunia akhlak kita mengenal Risalah Al-Mustarsyidin goresan pena Syaikh Al-Muhasibi, yang juga sangat padat memuat pesan-pesan tasawwuf yang kemudian disyarah oleh banyak tokoh yang hidup setelahnya.
Di dunia pergerakan Islam, kita mendapatkan salah satu "warisan" dari salah seorang tokohnya yang masyhur, Imam Syahid Hasan Al-Banna, berupa risalah yang amat ringkas tentang prinsip-prinsip Islam, yang harus diketahui oleh khalayak agar tidak keluar dari rel yang telah digariskan oleh Al-Qur'an, hadits dan petunjuk salafusaleh. Risalah ini, karena hanya terdiri dari 20 butir, dinamakan Al-Ushul Al-Isyrin (20 prinsip).
Tidak tersedia versi lain