Text
Bentuk-Bentuk Toleransi dalam Peringatan Hari Besar Agama di Desa Mlancu Kecamatan Kandangan Kabupaten Kediri
Desa Mlancu merupakan desa yang dihuni oleh empat penganut agama yakni Islam, Hindu, Kristen dan minoritas Katholik. Hubungan interaksi antar umat beragama tersebut berjalan dengan baik. Hal ini tentunya menjadi menarik bagaimana mereka hidup rukun ditengah perbedaan yang mengiringi. Ketika perayaan hari besar antar umat beragama merupakan hal yang rentan untuk memancing isu toleransi beragama, terorisme, eksistensi mayoritas minoritas, dan lain sebagainya. Namun di desa Mlancu berbeda, masyarakat justru saling menghargai perbedaan serta membantu ketika perayaan hari besar umat lain Berdasarkan hal tersebut, penelitian ini ingin menjawab pertanyaan mengenai gambaran kehidupan beragama, sejarah dan perayaan hari besar tiap-tiap umat, serta bentuk toleransi masyarakat dalam partisipasi perayaan hari besar antar umat beragama di Desa Mlancu Kecamatan Kandangan Kabupaten Kediri
Untuk menjawab hal tersebut, penelitian ini menggunakan bantuan teon interaksi sosial karya George Simmel, dan teon solidaritas sosial karya Emile Durkheim. Dalam penelitian ini menggunkan pendekatan kualitatif dengan jenis penelitian deskriptif Adapun pengumpulan data melalui observasi, wawancara, dan dokumentasi, dengan subjek/informan penelitian sebanyak 13 orang terdiri dari 6 warga umat Islam, 3 warga umat Hindu dan 4 warga umat Kristen. Dengan menggunakan tahapan analisis data dan pengecakan keabsahan data.
Dari hasil penelitian ini mengungkapkan bahwa gambaran kehidupan beragama di desa Mlancu terbentuk dengan proses interaksi sosial yang baik antar umat beragama Sejarah dan perayaan hari besar tiap umat agama mulai berkembang selepas adanya jaminan kebebasan dalam memeluk agama pasca peristiwa G30S/PKI. Masyarakat mulai hidup bersama antar umat dan membantu perayaan hari besar umat lain, terlebih adanya Gereja, Musholla, dan Pura dalam satu sisi jalan yang berada tepat di tengah-tengah kehidupan masyarakat Dengan demikian, bentuk toleransi dalam perayaan hari besar agama telah terbentuk menjadi pola, yaitu membantu persiapan sebelum perayaan, mengamankan ketika sedang dilaksanakan ibadah perayaan, dan anjangsana atau saling mengunjingi satu sama lain.
Tidak tersedia versi lain