Text
Implementasi Pengajian Jumat Legi Sebagai Perubahan Perilaku Sosial Keagamaan Di Eks Lokalisasi RW 05 Semampir, Kota Kediri
Kegiatan pengajian sudah tidak asing ditelinga masyarakat kota maupun pedesaan. Pengajian menjadi rutinan kegiatan masyarakat Jawa, biasanya pengajian tersebut akan dilakukan seminggu sekali atau sebulan sekali. Dalam kegiatannya, pengajian memiliki tujuan yaitu sebagai tempat belajar agama islam dan mempererat persaudaraan antar warga.
Diketahui hal tersebut terjadi pada komplek eks lokalisasi Rw 05 Semampir Kota Kediri, bahwa terdapat kegiatan keagamaan yang berdiri satu-satunya sejak lokalisasi yaitu kegiatan pengajian Jumat Legi. Sebagaimana, kegiatan ini memiliki tujuan antara lain melakukan perubahan perilaku sosial keagamaan kepada warga yang terdampak arus lokalisasi. Kegiatan berlangsung setiap satu bulan sekali tepat pada hari Jumat Legi, bertempat di masjid Al-Hidayah yang bersampingan dengan bangunan kegiatan PSK. Maka, hal ini menjadi keunikan peneliti untuk melakukan penelitian terhadap pengajian Jumat Legi yang mampu membenahi perilaku sosial keagamaan di komplek lokalisasi, yang mana lokasi pengajian tersebut diketahui bersampingan dengan bangunan PSK. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan Teori Konstruksi Sosial Peter L Berger. Sedangkan untuk memperoleh data, peneliti menggunakan pendekatan study kasus dengan jenis penelitian deskriptif kualitatif. Untuk sumber data, peneliti melakukan pengumpulan data primer dan data sekunder. Teknik pengumpulan data menggunakan wawancara, observasi, dan dokumentasi Dan dalam menganalisis data-data yang sudah didapat, peneliti menggunakan teknik reduksi data, penyajian data, dan kesimpulan.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengajian Jumat Legi sebagai wadah kegiatan keagamaan di eks lokalisasi sejak tahun 2004-sekarang dan berhasil melakukan pembenahan perilaku warga yang terdampak arus negatif kegiatan PSK. Sebagaimana yang diketahui, bahwa pengajian Jumat Legi mampu melakukan perubahan perilaku sosial keagamaan secara terlihat dan tidak terlihat di lingkungan. Seperti yang telah terjadi perubahan perilaku yang nampak yaitu mengajikan anaknya di TPO, sedangkan yang tidak terlihat yaitu emosionalnya menjadi senang tenang tentram ketika melakukan hal baik. Melalui strategi- strategi dan kemasan acara yang menarik, alhasil meraka dapat dirangkul untuk melakukan perubahan yang tepat, seperti yang diuraikan di atas oleh peneliti.
Tidak tersedia versi lain