Text
BUDAYA RELIGIUS SEKOLAH SEBAGAI UPAYA MEMBENTUK KECERDASAN EMOSIONAL SISWA DI MAN 4 JOMBANG
Pendidikan di Indonesia saat ini terkesan berorientasi pada kecerdasan
kognitif saja sehingga banyak muncul permasalahan kriminal, degradasi moral,
dan lain-lain. Hal ini disebabkan pendidikan di Indonesia masih kurang dalam
membina kecerdasan emosional siswa. Menyadari realitas tersebut, perlu adanya
solusi konkret dan berkelanjutan. Dalam hal ini, budaya religius sekolah dapat
dijadikan alat untuk mewujudkan karakter peserta didik. Oleh karena itu, tujuan
dari penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan bentuk budaya religius sekolah,
dan menganalisis budaya religius sekolah sebagai upaya membentuk kecerdasan
emosional siswa di MAN 4 Jombang.
Penelitian ini merupakan jenis penelitian kualitatif. Pengumpulan data
dilakukan melalui observasi, wawancara, dan dokumentasi. Jenis data kualitatif
dianalisis melalui tiga tahap yakni reduksi data, penyajian data, dan penarikan
kesimpulan.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa bentuk budaya religius sekolah di
MAN 4 Jombang terdiri dari 3 pelaksanaan yaitu a) kegiatan harian seperti doa
sebelum dan sesudah pelajaran. b) kegiatan mingguan terdiri dari istighosah,
khitobah, dan program dana sosial. c) kegiatan tahunan yang dilaksanakan untuk
memperingati peringatan hari besar Islam (PHBI) yang terdiri dari isra’ mi’raj,
peringatan idul adha, dan hari santri nasional. Sedangkan budaya religius sekolah
sebagai upaya membentuk kecerdasan emosional siswa terdiri dari tiga
pelaksanaan yaitu a) kegiatan perencanaan program budaya religius sekolah untuk
membentuk kecerdasan emosional siswa memperhatikan aspek SDM dan tujuan
yang ingin dicapai untuk menunjang keberhasilan dari program tersebut. b)
pelaksanaan budaya religius sekolah sebagai upaya membentuk kecerdasan
emosional memberikan kesimpulan bahwa Istighosah dapat membentuk
mengelola emosi, khitobah dapat membentuk memotivasi diri siswa,
penggalangan dana sosial dapat membentuk empati siswa, PHBI dapat
membentuk membina hubungan dan keseluruhan kegiatan budaya religius mampu
memunculkan kesadaran diri peserta didik. c) kegiatan evaluasi menggunakan
dua metode yang pertama adalah evaluasi disaat program berlangsung dan metode
berikutnya adalah evaluasi melihat hasil akhir dalam jangka waktu satu minggu
sekali.
Tidak tersedia versi lain