Text
Produksi Bakso Dalam Perspektif Produksi Islam (Studi Pada Pedagang Bakso Desa Tawang Kecamatan Wates)
Bakso adalah produk daging yang banyak dikonsumsi dan merupakan
bahan pangan yang sangat populer di kalangan masyarakat. Maka tidak heran jika
bakso selain diolah untuk kebutuhan pribadi juga diolah guna menambah nilai
ekonomis melalui serangkaian proses produksi. Mengingat pentingnya kedudukan
produksi dalam menghasilkan sumber-sumber kekayaan, maka perlunya sebuah
produksi Islam yang menjadi rujukan manusia dalam beraktifitas, khususnya
aktifitas produksi. Penelitian ini bermaksud untuk mengetahui bagaimana
produksi bakso pada pedagang bakso Desa Tawang dan bagaimana produksi
bakso pada pedagang bakso Desa Tawang dalam perspektif produksi Islam.
Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan
kualitatif. Yaitu menceritakan apa adanya tentang tempat tertentu dan mendalam.
Sedangkan jenis penelitian yang digunakan adalah studi kasus. Yaitu penelitian
yang diarahkan untuk menghimpun data guna memperoleh pemahaman yang
bersifat khusus dari studi kasus tersebut. Kemudian metode pengumpulan datanya
menggunakan teknik wawancara, observasi dan dokumentasi.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa, produksi bakso pada pedagang
bakso Desa Tawang terdiri dari beberapa tahapan yaitu, membeli bahan,
menggilingkan daging, pencetakan bakso, dan penjualan bakso kepada konsumen.
Dalam kaitannya dengan produksi Islam, maka produksi bakso yang dilakukan
oleh pedagang bakso Desa Tawang tidak sesuai dengan produksi Islam. Karena
dalam praktiknya pedagang bakso mencampurkan aneka zat kimia berbahaya pada
olahan bakso. Hal ini dilakukan karena pedagang bakso tidak mengetahui hal
yang membahayakan dari zat kimia yang dicampurkan dan tidak mengetahui
olahan makanan yang sehat. Selain itu yang menjadi pemicu utama dalam
pencampuran zat kimia adalah keuntungan berlipat. Padahal didalam produksi
Islam suatu kegiatan produksi harus memberikan manfaat bagi semua pihak yang
terlibat. Sedangkan produksi bakso yang dilakukan oleh pedagang bakso Desa
Tawang hanya mementingkan untung berlipat tanpa memperhatikan bahaya yang
ditimbulkan bagi kesehatan konsumen atas hasil produksinya. Selain itu modal
yang digunakan dalam produksi bakso merupakan modal meminjam dari lembaga
konvensional. Sehingga adanya tambahan dalam jumlah pengembalian. Padahal di
dalam produksi Islam, kegiatan produksi harus dari sumber-sumber yang
diperbolehkan syariah yaitu bebas dari unsur riba.
Tidak tersedia versi lain