Text
ANALISIS WACANA KRITIS DALAM SINETRON ABAD KEJAYAAN
Penayangan sinetron Abad Kejayaan diprotes keras oleh kalangan konservatif muslim saat diputar di Turki, Di Indonesia 2.778 aduan dilayangkan berbagai kalangan untuk menghentikan penayangan sinetron ini di stasiun televisi nasional Indonesia yakni ANTV. Meskipun demikian ANTV tetap menayangkan serial ini dengan menghadirkan para ulama kenamaan Indonesia untuk membimbing pemirsa mengambil sisi positif dalam serial ini. Penelitian ini mengunakan landasan teori Konstruksi Sosial, Kekerasan Simbolik, Hirarki Pengaruh terhadap Isi Media, teknik analisa menggunakan metode Analisis Wacana Kritis Teun A. van Dijk terbagi menjadi 3 bagian yang menjadi satu kesatuan yakni Teks, Kognisi Sosial, Konteks Sosial.
Hasil penelitian dijelaskan menjadi 3 bagian yakni; 1) Teks; memasukan unsur-unsur yakni pornografi, porsi terbesar cerita yakni Hurem, konflik para Sehzade, Wazir Rustam Pasha yang bengis dan licik, dan adanya Harem yakni perempuan-perempuan cantik dan seksi yang dijadikan budak wanita pembesar dinasti Ottoman. 2) Kognisi Sosial; Tema pokok sinetron ini adalah kisah dinasti Ottoman semasa Sultan Sulaiman Khan memimpin, porsi terbesar skenario cerita tentang Hurem, konflik para Sehzade, dan kelicikan Wazir Rustem Pasha. Latar/setting sinetron di wilayah bekas kekuasaan imperium Daulah Utsmaniyah, Karakteristik dikonstruksi menguatkan tokoh-tokoh antagonis. 3) Konteks Sosial; Serial TV ini adalah projek para sineas besar Turki, seorang penulis skenarionya, Meral Okay pernah menjadi anggota partai Persatuan Sosialis Buruh Turki (ITP) yang beraliran sekuler. Mereka memiliki akses sampai ke 40 negara di dunia.
Projek serial TV ini diyakini peneliti dikontrol oleh kalangan sekuler Turki. Penayangannya dapat menanamkan pandangan lemah publik internasional terhadap golongan konservatif muslim, bahkan dapat memicu konflik. Peneliti menyarankan untuk mengambil pelajaran dalam sinetron Muhtesem Yuzyil/Abad Kejayaan tentang Kepemimpinan Khalifah Sulaiman Khan, sejarah Islam dan Budaya yang dicontohkan oleh Daulah Utsmaniyah semasa Khalifah Sulaiman Khan.
Tidak tersedia versi lain