Text
STRATEGI PEMBELAJARAN DALAM MENUMBUHKAN KEMANDIRIAN SISWA TUNARUNGU DI SMALB-B ABC PUTRA HARAPAN KADEMANGAN BLITAR 2017/2018
Ketunarunguan yang dialami oleh seseorang akan menimbulkan berbagai
permasalahan dalam aspek sosial, emosional dan mental. Hal tersebut juga akan
menimbulkan kendala dalam dunia kerja. Persaingan yang semakin keras di dunia
kerja serta banyaknya masyarakat yang menyertakan kemampuan yang dimiliki
penyandang tunarungu membuat semakin sulitnya mereka untuk berkembang dan
hidup mandiri. Sebagai suatu upaya pemberdayaan penyandang orang dengan
kecacatan atau biasa disebut dengan difabel, perlu adanya pengembangan bahan
ajar pendidikan keterampilan khusus untuk Sekolah Luar Biasa (SLB).
Berdasarkan konteks penelitian tersebut, maka penulis ingin mengetahui, 1)
bagaimana kemandirian siswa tunarungu di SMALB-B ABC Putra Harapan
Kademangan Blitar, dan 2) Bagaimana strategi guru dalam menumbuhkan
kemandirian siswa tunarungu di SMALB-B ABC Putra Harapan Kademangan
Blitar.
Penelitian ini dilakukan di SLB ABC Putra Harapan Kademangan, dengan
menfokuskan pada SMALB-B dengan jumlah 7 siswa. Penulis memilih lokasi ini
dikarenakan banyak dari alumni SLB yang sudah bekerja dengan keahlian
dibidangnya seperti orang normal pada umunya. Adapun, penelitian ini
menggunakan pendekatan kualitatif dengan jenis penelitian studi kasus. Untuk
pengumpulan data, peneliti menggunakan teknik wawancara, observasi, dan
dokumentasi. Setelah memperoleh data di lapangan, selanjutnya dilakukan
analisis data untuk mendapatkan temuan penelitian. Keabsahan data diuji dengan
menggunakan perpanjangan keikutsertaan, ketekunan pengamatan dan triangulasi
sumber data.
Hasil penelitian ini adalah 1) Kemandirian siswa tunarungu di SLB ABC
Putra Harapan Kademangan Blitar, diantaranya: tanggung jawab, percaya diri, dan
kreatif. 2) Strategi guru dalam menumbuhkan kemandirian siswa tunarungu di
SLB ABC Putra Harapan Kademangan Blitar, yaitu meliputi langkah-langkah
sebagai berikut; tahap persiapan yaitu dengan membuat RPP (Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran) yang berorientasi dengan Kurikulum Tingkat Satuan
Pendidikan (KTSP) yang sudah berintegrasi dengan Kurikulum 2013, dengan
proporsi 70% keterampilan dan 30% materi pelajaran. Tahap pelaksanaan, guru
menyampaikan materi menggunakan strategi ekspositori dan mengaplikasikannya
menggunakan metode demonstrasi, dan dalam penjelasan materi guru
menggunakan komunikasi verbal dan nonverbal. Tahap evaluasi, dilakukan di
akhir pembelajaran untuk mengetahui sejauh mana keberhasilan dalam
pembelajaran tersebut.
Tidak tersedia versi lain