Text
Peran Guru Dalam Mengembangkan Akhlakul Karimah Siswa Tunagrahita Di SMPLB Kanigoro Kras
Sebagaimana yang telah kita banyak jumpai di luar sana banyak anak yang menyandang ABK tetapi ia cenderung tidak sekolahkan sehingga ia tidak memiliki sopan santun, akhlak yang baik, tidak bisa mandiri, dll. Selama ini masyarakat masih memandang sebelah mata, anak yang memiliki kekurangan atau cacat, padahal mereka menyandang cacat juga bukan kehendak mereka, melainkan adalah pemberian dari Allah SWT. Bahkan dimasyarakat, pendidikan bagi anak cacat kurang diperhatikan. Seharusnya mereka lebih diperhatikan dengan memberikan pendidikan agar mereka tetap menjadi anak yang tangguh dalam menghadapi tantangan, hambatan dan perubahan yang muncul dalam pergaulan di dalam masyarakat. Selain itu pelaksanaan pendidikan Islam bertujuan untuk mendidik anak agar menjadi muslim yang beriman, beramal shaleh dan berakhlak mulia serta berguna bagi dirinya sendiri maupun bagi orang lain.
Permasalahan yang dikaji dalam penelitian ini adalah: 1) Bagaimana strategi guru dalam mengembangkan akhlakul karimah siswa tunagrahita di SMPLB Kanigoro, Kras?, 2) Bagaimana hasil pengembangan akhlakul karimah siswa tunagrahita di SMPLB Kanigoro, Kras?. Pendekatan penelitian ini adalah pendekatan kualitatif dengan jenis penelitian studi kasus di SMPLB Kanigoro Kras. Metode pengumpulan data yang digunakan adalah wawancara, observasi dan dokumentasi. Analisis data dilakukan dengan menggunakan model Miles dan Huberman. Dan pengecekan keabsahan datanya menggunakan member check, peningkatan ketekunan dalam penelitian, dan triangulasi.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa: 1) strategi guru dalam mengembangkan akhlakul karimah siswa tunagrahita di SMPLB Kanigoro Kras, yaitu: a) pembiasaan, b) keteladanan, c) nasehat. 2) hasil pengembangan akhlakul karimah siswa tunagrahita di SMPLB Kanigoro Kras, yaitu: a) akhlak siswa dengan Allah SWT (sholat, puasa romadhon, membaca surat-surat pendek sebelum pembelajaran dimulai, menghafal asmaul husna), b) Akhlak siswa dengan sesama (ketika bertemu dengan guru mengucap salam, bertutur kata yang sopan, menghormati guru), c) akhlak siswa dengan lingkungan (membuang sampah pada tempatnya, mengadakan kerja bakti).
Tidak tersedia versi lain