Text
Persepsi Mahasiswi Terhadap Laki-Laki Perokok Sebagai Simbol Maskulinitas (Studi Pada Mahasiswi Ushuluddin IAIN Kediri)
Maskulinitas merupakan konsep mengenai peranan dalam perilaku, sosial dan makna-makna tertentu yang dilekatkan pada diri laki-laki. Dalam hal ini, tak sedikit pria yang merasa lebih maskulin ketika merokok. Serta dalam lingkungan sekarang ini perokok laki-laki dilihat terus bertambah, sehingga laki-laki identik dengan simbol rokok. Tetapi Anggapan dan spekulasi serta persepsi bisa beragam dari kalangan para perempuan.
Penelitian ini menggunakan jenis penelitian deskriptif kualitatif dengan menggunakan teori psikologi komunikasi dan stereotype gender. Peneliti ingin mencari tahu, apa persepsi mahasiswi dari laki-laki perokok sebagai simbol maskulinitas. Dan faktor apa yang dominan dalam mempengaruhi persepsi mahasiswi. Berdasarkan faktor yang mempengaruhi persepsi, yaitu fisiologis, kebudayaan, standpoint theory, peranan sosial, kemampuan kognitif dan afektif. Subyek dalam penelitian ini adalah Mahasiswi STAIN (Sekolah Tinggi Agama Islam) Kediri dari angkatan 2015.
Hasil penelitian dari persepsi mahasiswi terhadap laki-laki perokok sebagai simbol maskulinitas mendapat temuan penelitian yang menunjukkan, 1) Banyaknya laki – laki merokok di banyak lingkungan sosial, sehingga mampu mendominasi laki – laki yang bukan perokok. 2) Rokok cenderung digunakan sebagai simbol dalam mengkomunikasikan identitas maskulinitas. 3) Dengan mengkonsumsi rokok akan menunjukkan cita rasa/image laki-laki yang sesungguhnya. 4) Laki – laki perokok lebih percaya diri, inspiratif, dan terlihat jantan. 5) Rokok tidak hanya untuk menunjukkan sikap jantan, tetapi rokok juga berguna untuk mendapatkan inspirasi. Dari segi negatif informan menyampaikan 1) Laki-laki perokok hanya akan merusak lingkungan. 2) laki – laki perokok terlihat tidak maskulin, tetapi cenderung terlihat tidak sehat. Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi persepsi mahasiswi, yakni fisiologis, kebudayaan, Standpoint Theory, dan peranan sosial. Faktor yang mempengaruhi persepsi yang paling dominan adalah faktor Standpoint Theory, hal itu dikarenakan Stanpoint Theory memiliki peran yang paling penting dalam faktor yang mempengaruhi persepsi khususnya para mahasiswi. gender, komunitas sosial, umur, dan hirarki menjadi faktor yang dominan dari pengalaman mahasiswi.
Tidak tersedia versi lain