Text
Konstruksi Ajaran Wahidiyah di Pondok Pesantren Kedunglo Miladiyah Kota Kediri
Kehidupan dunia modern yang memudahkan manusia, juga memiliki sisi negatif seperti halnya tekanan batin. Inilah yang menjadikan manusia berusaha kembali kepada Tuhan. Ajaran Wahidiyah memiliki karakteristik bimbingan lahir dan batin untuk selalu mengingat Allah dan Rasulullah. Tetapi, dalam perkembangannya mendapatkan kritik dari beberapa pihak. Sedangkan dalam aktivitasnya selalu melakukan penyiaran kepada siapapun.
Penelitian ini dimaksudkan untuk: (1) Mengetahui pemaknaan Jamaah Wahidyah Miladiyah terhadap ajarannya. (2) Mengetahui proses konstruksi Ajaran Wahidyah di Pondok Kedunglo Miladiyah yang dianalisis menggunakan teori konstruksi sosial dari Peter L. Berger.
Jenis penelitian ini adalah penelitian lapangan dengan pendekatan kualitatif dan fenomenologi. Instrumennya adalah peneliti sendiri. Sumber datanya adalah pengasuh, para santri, Jamaah Wahidiyah Miladiyah, dan dokumen dengan teknik pengumpulan data; observasi berperan serta, wawancara mendalam tidak terstruktur dan dokumentasi terhadap 10 subjek. Kemudian dianalisis menggunakan teknik analisis data dari Milles dan Hubermann, menggunakan teknik reduksi, penyajian data, dan penarikan kesimpulan.
Dari hasil penelitian yang dilakukan, tidak ditemukan penyimpangan akidah, pengamalan, dan pemaknaan terhadap Ajaran Wahidiyah. (1) Pemaknaan berupa; penuntun, pengingat untuk sadar Billah, membimbing mendalami Islam, tuntunan dengan pegamalan Shalawat Ghairu ma`tsurah, tasawuf, mengajarkan tafakkur, beradab yang baik, do`a tauhid, shalawat yang ditaklif oleh mu`allif¬-nya dan bimbingan praktis lahir dan batin berupa pengamalan Shalawat Wahidiyah dengan penerapan Ajaran Wahidiyah yang mendorong pengamalnya berperilaku baik yang terlihat dari tindakan dan perkataannya. (2) Berdasarkan teori konstruksi sosial, proses eksternalisasi terjadi ketika Jamaah Wahidiyah Miladiyah mengenal dan beradaptasi kemudian menerima Ajaran Wahidiyah yang ditandai dengan bahasa dan tindakannya. Objektivasi ditandai dengan kegiatan pengamalan Shalawat Wahidiyah yang dilakukan secara rutin di pondok tersebut. Sedangkan proses internalisasi ditandai dengan cara penyiaran kepada orang lain dan berinfaq melalui dana boks yang senantiasa dilakukan oleh para pengamal dengan misi meneruskan Perjuangan Wahidiyah.
Tidak tersedia versi lain