Text
Sosiologi islam : transformasi sosial berbasis tauhid
Salah satu kelalaian dari sains Barat adalah lepasnya sumber autentik". Mereka menjadikan manusia sebagai pusat nilai. Padahal. kita (umat Islam) bisa menurunkan teori-teori yang mengacu pada "sumber autentik" yang kita punya, yakni Allah Swt. Referensi-referensi sosiologi yang tersedia sejauh ini bertipikal Barat yang lebih cocok untuk menganalisis masyarakat Barat yang borjuis. Kita (umat Islam) juga mestinya bisa merumuskan "jenis" sosiologi lain yang berbeda dari yang ada.
Sains modern tidak dapat terlalu diandalkan lagi dan bukanlah satu-satunya pilihan. Dengan paradigma yang berbeda. dapat diciptakan sains yang berbeda, yang mungkin lebih membahagiakan manusia. Sejarah telah membuktikan, dalam peradaban Mesir, China, dan Islam pernah ada satu sistem pengetahuan yang mampu memenuhi kebutuhan manusia, baik fisik, mental, maupun spiritual, dengan
bersandar pada paradigma yang diyakini kebenarannya dan memang telah terbukti.
Buku ini hadir sebagai salah satu jawaban atas kerinduan lahirnya sains sosial yang berbasis pandangan dunia tauhid. sejenis sains yang tidak tercabut dari akarnya yang autentik. Membahas basis-basis teoretis Sosiologi Islam secara utuh, mulai dari paradigma sampai turunannya, untuk memenuhi kebutuhan beberapa mata kuliah, seperti sosiologi, sosiologi dakwah, sosiologi agama, manajemen pengembangan masyarakat Islam, serta beberapa mata kuliah tain yang memiliki objek kajian yang berdekatan.
"Saya sungguh amat bersuka cita menyambut lahirnya buku ini. Secara sangat kuat, buku ini mengeskpresikan sebuah keyakinan tentang pentingnya sains sosial alternatif yang bersandar pada wahyu yang autentik. Sejak lama, Al-Quran diyakini bukan sekadar kitab sue/, lebih dari itu ia adalah kitab pengetahuan yang dapat menjadi obor penerang bagi perjalanan peradaban anak manusia. Buku ini membuktikan bahwa Al-Quran sebagai wahyu Tuhan memuat begitu banyak konsep dasar yang dapat dikembangkan menjadi sains sosial yang unik dan berguna untuk membangun peradaban umat manusia yang lebih mencerahkan pada masa yang akan datang. Saya sungguh tidak ragu untuk mengatakan bahwa buku ini sesungguhnya berada pada satu tarikan napas yang sama dalam sebuah isu besarbernama Wahyu Memandu llmu."