Text
Analisa Komunikasi Verbal dan Nonverbal sebagai Upaya Pengembangan Hubungan Pasutri pada Tahun Pertama Pernikahan, di KUA Kecamatan Pesantren, Kota Kediri
Pernikahan merupakan salah satu fase kehidupan yang semua manusia ingin mencapai tingkat tersebut. Bersatunya dua kepribadian yang berbeda membutuhkan komunikasi di antara keduanya untuk mengembangkan hubungan. Komunikasi yang dilakukan dapat berupa verbal dan nonverbal serta secara langsung maupun tidak. Penelitian ini dimaksudkan untuk mengetahui simbol atau lambang apa saja yang digunakan dalam komunikasi verbal dan nonverbal untuk pengembangan hubungan pasangan suami istri pada tahun pertama pernikahan di wilayah KUA Kecamatan Pesantren, Kota Kediri, Propinsi Jawa Timur.
Penelitian ini menggunakan metode kualitatif, dengan teknik pengumpulan data berupa observasi, wawancara mendalam, dan dokumentasi. Informan dalam penelitian ini terdiri dari 6 pasang suami istri berusia pada rentang 20-25 tahun dengan latar belakang pendidikan beragam yang melakukan pernikahan dan berdomisili di wilayah Kecamatan Pesantren, Kota Kediri, Propinsi Jawa Timur.
Hasil penelitian ini mengungkapkan bahwa simbol atau lambang yang digunakan pasangan suami istri pada tahun pertama pernikahan pada komunikasi verbal yaitu menggunakan bahasa sehari-hari, Bahasa Jawa Ngoko atau Bahasa Indonesia baik secara lisan maupun secara tulisan melalui media pesan singkat maupun WhatsApp. Pada komunikasi nonverbal, jarak yang terbentuk pada aspek proksemik pada pasangan adalah jarak intim. Waktu yang paling sering digunakan oleh pasangan untuk berkomunikasi ialah pagi hari sebelum melakukan kegiatan di luar rumah serta pada malam hari sepulang kerja. Pada isyarat kinesik atau visual, komunikasi dan pengembangan hubungan diperkuat dengan adanya gerakan tubuh seperti pelukan, ciuman, memijat, dan mengelus, lalu sikap pasangan menunjukkan rasa perhatian dengan mengantarkan istri bekerja, atau sekedar bercanda untuk mencairkan suasana. Serta dalam isyarat vokal atau parabahasa, pola titinada, volume, kecepatan ucapan ketika berkomunikasi cenderung rendah sesuai dengan penggunaan vokal pada jarak intim. Namun tidak jarang penggunaan intonasi meninggi hingga keras, ketika sedang memiliki konflik dengan pasangan. Dalam hal pengembangan hubungan, para pasangan sudah dalam tahap akrab terbukti dengan pesan nonverbal yang muncul dan melakukan peneguhan hubungan dengan empat faktor yang ada yaitu keakraban, kesepakatan saling kontrol, ketepatan respon, serta kesesuaian emosional. Pada komunikasi para pasangan suami istri pada tahun pertama pernikahan di wilayah KUA Kecamatan Pesantren, Kota Kediri, Propinsi Jawa Timur juga mengandung dimensi isi dan hubungan, serta adanya respon konfirmasi serta diskonfirmasi.
Tidak tersedia versi lain