Text
Agama tanpa Tuhan : Novel pencarian agama kemanusiaan...
Meletakkan yang baik di tempat yang buruk, jauh lebih baik dibandingkan dengan meletakkan sesuatu yang buruk di tempat yang baik. Apapun yang dicapai dan setinggi apapun prestasi yang mampu diraih, ternyata hanya akan bernilai jika mampu hidup berdamai dalam segala dinamika yang ada. Keberprestasian hakiki akan diperoleh jika dilakukan dengan cara yang manusiawi. Manusia sejenis itulah yang bakal mampu bertemu dengan Tuhan yang sesungguhnya.
Jika agama dibawa dalam kepentingan duniawi, maka tidak akan tampil menjadi sebuah ajaran yang mendorong jiwa manusia untuk menemukan Tuhannya. Agama yang benar akan mengajak manusia untuk berdamai dengan setiap keadaan dan berlindung di balik nama kemanusiaan. Hidup benar belum tentu hidup baik atau hidup baik belum tentu dapat dijalani secara benar.
Benar tidak berarti selalu benar. Selalu ada celah kosong untuk disebut salah. Sama dengan salah. Selalu mengandung ruang kosong untuk disebut benar. Pemilik kebenaran itu tunggal, yakni Tuhan yang juga tunggal. Karena pemilik kebenaran itu hanya milik Tuhan, maka kita tidak mungkin untuk menyandingkan diri kita sebagai pemegang tongkat kebenaran.
Dunia terlalu sering dihadiri para “pemilik kebenaran” yang selalu bercita-cita menguasai apapun untuk mengimplementasikan kebenarannya. Bukan hanya di jaman Nabi Musa yang tersedia Fir’aun, tetapi bahkan setelah dunia dinyatakan sudah renta seperti hari ini, Fir’aun-fir’aun itu masih eksis. Kita sudah sering menyaksikan bagaimana dampak buruk perilaku model Fir’aun. Jadi agak lucu kalau hari ini, Fir’aun harus kita hidupkan kembali.
Buku ini bertutur tentang dialektika etis perilaku hidup manusia modern. Buku yang mirip Novel ini, tidak mengajarkan tentang kebenaran, tetapi lebih sebagai upaya mencari relevansi kritis terhadap apa yang disebut dengan kebenaran dan kebatilan. Sebaik apapun dimensi kebatilan itu kita sembunyikan, pada akhirnya hanya akan membawa diri kita terdorong untuk sadar bahwa hidup di dunia memang tidak lebih dari sandiwara. Sebuah lakon yang mengisahkan tentang indahnya tawa atau lucunya menyaksikan bagaimana yang lain menangis. Mana yang dipilih, akan sangat tergantung di posisi mana kita harus duduk dan berdiri atasnya.
Tidak tersedia versi lain