Text
ANALISIS PENGELOLAAN ZAKAT DALAM PROGRAM ASURANSI KANTOR ZAKAT (ASKAZ) SEBAGAI UPAYA MENUJU KEMANDIRIAN EKONOMI MUSTAHIK (Studi Kasus di Lembaga Amil Zakat Ummul Quro (LAZ-UQ) Jombang)
Suatu program untuk mengembangkan pemberdayaan masyarakat dengan dana zakat produktif yang benar-benar mampu mengubah ekonomi masyarakat menuju kemandirian, kesejahteraan, dan kebahagiaan hakiki, lahir batin harus diperjuangkan dengan riil di masyarakat. Untuk mengubah kemiskinan menjadi kesejahteraan dan kemandirian ekonomi bukanlah persoalan mudah, karena membutuhkan konsep yang matang, program yang menarik masyarakat, kegigihan, kontinuitas, dan konsistensi dari para aktor dalam melakukan kerja-kerja pemberdayaan ekonomi dalam satu ikatan organisasi yang solid dan professional. Karena itu, penulis tertarik untuk mencari tahu tentang program asuransi kantor zakat (askaz) sebagai upaya menuju kemandirian ekonomi mustahik, studi kasus di Lembaga Amil Zakat Ummul Quro (LAZ-UQ) Jombang, dengan fokus penelitian dalam skripsi ini adalah: 1) bagaimana pelaksanaan program asuransi kantor zakat (askaz) di Lembaga Amil Zakat Ummul Quro Jomabang, 2) bagaimana analisis program asuransi kantor zakat (askaz) sebagai upaya menuju kemandirian ekonomi mustahik di Lembaga Amil Zakat Ummul Quro Jombang.
Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif deskriptif. Data diperoleh memaluli wawancara, observasi, dan dokumentasi dilanjutkan dengan analisis data dengan cara menelaah seluruh data yang telah diperoleh dengan cara reduksi data dan penarikan kesimpulan.
Berdasarkan dari hasil penelitian ini diketahui bahwa: 1) pelaksanaan program askaz yang telah berjalan selama 8 tahun ini terlaksana dengan sangat baik terbukti dari jumlah mustahik askaz sebanyak ±1000 anggota, yang telah mengucurkan dana zakat untuk program askaz sebanyak ±40 juta per tahun, dan telah membangun 4 usaha yaitu: ternak domba, ternak sapi, laundry, dan dagang sembako. 2) program kemandirian ekonomi yang telah terbentuk berupa ternak domba dengan mendapat laba kotor pertahun ± 208 juta, sedangkan ternak sapi yang baru berjalan 1 tahun ini mendapat laba kotor ± 140 juta, sedangkan usaha laundry hanya mendapat laba 60-70 ribu per bulan dikarenakan tempat yang kurang strategis, sedangkan usaha dagang sembako yang anggotanya baru berjalan 1 tahun masih belum terlihat adanya laba, dikarenakan keuntungan yang didapat sangatlah sedikit dan keuntungan tersebut dipergunakan kembali untuk modal membeli sembako.
Tidak tersedia versi lain