Text
Mendidik pemenang bukan pecundang
Menjadi pribadi yang kompetitif dan berdaya saing. Tagline semacam itu belakangan sering kita dengar sebagai visi misi dari berbagai lembaga pendidikan, mulai dari sekolah dasar hingga perguruan tinggi. Persoalannya, benarkah demikian?
Hasil pengamatan J. Sumardianta dan Dhitta Puti Sarasvati yang telah mengajar selama puluhan tahun, justru menunjukkan hal berbeda. Tujuan pendidikan yang mendewakan kompetisi justru menimbulkan beberapa ketimpangan. Misalnya saja fokus pada gagasan besar tapi miskin detail, senang pamer hal yang terlihat �keren�, memilih pekerjaan karena tuntutan sosial, dan menyusun materi belajar berdasar konten bukan konteks.
Sistem pendidikan sesungguhnya berbeda dengan evolusi alam, yang terkuatlah yang bertahan dan menang. Pemenang bukanlah sosok yang berada di peringkat teratas. Namun, bagaimana ide dan kerja kerasnya bisa bersinergi dengan lingkungan sekitarnya. Bangsa pemenang tidak diisi oleh manusia-manusia yang memonopoli pengetahuan, tetapi manusia-manusia yang kasmaran belajar.
Buku ini memaparkan berbagai eksperimen pembelajaran yang bisa diaplikasikan di lingkup keluarga, sekolah, hingga lingkungan masyarakat. Kita akan diajak menyelami makna dari sekolah berbasis welas asih (compassionate), mencoba metode kerucut pembelajaran, berlatih dengan cermin sosial, memiliki multiple intellegence, memahami pentingnya kerja sama interdisipliner, hingga upaya-upaya untuk mengubah konflik menjadi peluang.
Tidak tersedia versi lain