Text
Etika Murid Terhadap Guru Dalam Kisah Nabi Musa dan Nabi Khidir ( Prespektif Hamka dan M. Quraish Shihab )
Masalah yang diteliti adalah pertama, bagaimana penafsiran Hamka dan M. Quraish Shihab tentang etika murid terhadap guru dalam kisah Nabi Mu>sa> dan Nabi Khidir dalam surat al-Kahfi ayat 66-82? Kedua, bagaimana konsep etika murid terhadap guru menurut Hamka dan M. Quraish Shihab?
Etika merupakan pilar utama dalam membangun sebuah tatanan kehidupan manusia. Seseorang tidak akan bisa selamat, sebuah pendidikan tidak akan bisa tegak dan kokoh, tanpa di topang oleh nilai-nilai etika yang baik dan mulia. Etika yang krisis pada zaman sekarang menyadarkan kita semua untuk berlomba-lomba dalam memperbaikinya, minimal dari diri sendiri. Dan ini bertujuan untuk mengetahui etika murid terhadap guru dalam kehidupan sehari-hari. Demikianlah yang dicontohkan dalam al-Qur’an surat al-Kahfi ayat 66-82 melalui kisah Nabi Mu>sa> dan Nabi Khidir.
Pertama, etika adalah sesuatu yang membicarakan tentang kebiasaan manusia, tingkah laku atau perbuatan baik maupun buruk. Di dalam nilai etika murid terhadap guru ada beberapa hal yang harus dimiliki antara lain: a).Hendaknya seorang murid tidak berjalan di depan seorang guru. b).Tidak duduk di tempatnya, kecuali ada ijinnya. c).Tidak memulai bicara padanya kecuali dengan ijinnya. d).Hendaknya tidak berbicara di depan guru. e).Tidak bertanya sesuatu bila guru sedang capek atau bosan. f).Harus menjaga waktu. g).Jangan mengetuk pintunya, tapi sebaliknya menunggu sampai beliau keluar. etika murid pada zaman sekarang sudah relevan dan dapat diaplikasikan dalam konteks saat ini. Misalnya, anjuran agar murid senantiasa tekun, sungguh-sungguh, banyak beribadah, sopan santun, tidak mudah putus asa.
Tidak tersedia versi lain