Text
Antara fakta dan khayal Tuanku Rao : Bantahan terhadap tulisan-tulisan Ir. Mangaradja Onggang Parlindungan dalam bukunya "Tuanku Rao"
Buya Hamka. Nama lengkapnya Haji Abdul Malik Karim Amrullah. Putra pertama dari pasangan Dr. Abdul Karim Amrullah dan Shaffiah ini lahir pada 17 Februari 1908 di Maninjau, Sumatra Barat. Tidak satu pun pendidikan formal ditamatkannya. Banyak membaca menjadi modalnya, tak lupa belajar langsung dengan tokoh dan ulama, baik di Sumatra Barat, Jawa, bahkan sampai ke Mekah. Doktor Honoris Causa dari Universitas al-Azhar dan Universitas Prof. Moestopo Beragama ini wafat pada hari Jum’at, 24 Juli 1981.
“Dalam usahanya hendak membangkitkan kesan bahwa yang pahlawan-pahlawan sejati di masa perang Padri itu hanya Batak yang baru masuk Islam, sedang orang Minangkabau sendiri hanya suka duduk di rumah (TR, hal. 278), maka dikacaukannyalah sejarah yang teratur. Pengacauan itu sangat menyolok mata, dan karena tebalnya buku “Tuanku Rao” (691 halaman), banyaklah orang yang pengetahuannya tentang sejarah masih primery (masih dasar) yang tertipu lalu mempercayainya.” Demikianlah salah satu penilaian Buya Hamka atas buku “Tuanku Rao” yang ditulis oleh Ir. Mangaradja Onggang Parlindungan. Lewat buku Antara Fakta dan Khayal Tuanku Rao ini Hamka tidak saja mengkritik penuturan Parlindungan, tetapi juga menunjukkan fakta sejarah pembanding. Membaca buku ini, kita pun akan lebih mengetahui sejarah Islam di Indonesia, khususnya di Sumatra Barat. Dan, pada saat yang sama kita juga bisa belajar dari Buya Hamka cara menanggapi sebuah karya yang dipandang banyak mengandung kekeliruan.
Judul | Edisi | Bahasa |
---|---|---|
Antara fakta dan khayal, Tuanku Rao | 0 |