Text
Revolusi Iran : Dengan epilog baru, setelah 38 tahun revolusi Iran
“Iran ingin menjadi penentu nasibnya sendiri,” demikian kata Ayatullah Khomeini pada masa puncak Revolusi Iran. Pada 1979, 38 tahun silam, rakyat Iran menentang dan menggulingkan pemerintahan Shah Reza Pahlavi yang dianggap semena-mena dan tak becus mengurus negeri. Dipimpin oleh Ayatullah Khomeini, Iran kemudian menyatakan diri sebagai Republik Islam. Nasir Tamara yang ketika itu meliput langsung dari Iran—bahkan ikut dalam pesawat yang membawa pulang Khomeini ke tanah airnya dari pengasingan di Paris—menceritakan apa yang terjadi ketika itu di Iran, latar belakang dan jalannya revolusi dari waktu ke waktu, berbagai alasan dan sudut pandang para tokoh utamanya, serta dampaknya yang lebih luas.
Buku Revolusi Iran pertama kali terbit tahun 1980 dan hingga kini merupakan salah satu rujukan berbahasa Indonesia terpenting mengenai peris tiwa itu, sebagai karya sejarah objektif, tanpa sudut pandang sektarian. Selain karena telah banyak permintaan dan usul agar buku ini diterbitkan kembali, Iran tetaplah menjadi negara yang menonjol di Timur Tengah, dengan hubungan yang tak pernah putus dengan Indonesia, sehingga selalu relevan untuk dipelajari. Dalam edisi ini, penulis menambahkan beberapa bagian baru, termasuk Epilog yang merangkum perkembangan sejarah Iran sampai masa kini.
“Saya merasa bahwa buku ini akan merupakan bahan informasi yang sangat berharga bagi yang ingin menge tahui apa yang sebenarnya terjadi di Iran.”
—Dr. Anwar Haryono, selaku Wakil Ketua Dewan Dakwah Islamiyah Indonesia
“Kita di Indonesia memang beruntung bahwa ada wartawan Indonesia yang, tanpa ragu dan cukup ongkos, pergi menyaksikan revolusi Iran dari dekat untuk kita ... buku ini tetap suatu analecta yang penti ng tentang revolusi Iran.”
—Goenawan Mohamad, resensi di Tempo 9 Agustus 1980
Judul | Edisi | Bahasa |
---|---|---|
Revolusi saintifik Iran / Husain Heriyanto | 0 |