Text
Konsep Reward (Ganjaran) dan Punishment (Hukuman) dalam Perspektif Pendidikan Islam
Dalam dunia pendidikan seringkali ketika peserta didik melakukan kesalahan
pendidik langsung memberikan punishment (hukuman) kepada peserta didik baik
berupa cacian maupun hukuman fisik (seperti: menjewer), harapannya ialah agar
kesalahan tersebut tidak terulang kembali. Tanpa disadari tindakan pendidik
tersebut tidak dapat mencegah kesalahan muncul kembali, bahkan akan
berdampak pada psikis peserta didik. Dalam pendidikan pemberian punishment
(hukuman) memang diperbolehkan, yakni sebagai alternatif terakhir ketika peserta
didik melakukan kesalahan. Dalam pembelajaran utamakan pemberian reward
(ganjaran) dari pada punishment (hukuman). Penelitian ini bermaksud untuk
membuktikan bahwa dalam pendidikan seharusnya peserta didik dididik dengan
lemah lembut dan kasih sayang bukan cacian atau hukuman.
Penelitian ini menggunakan jenis pendekatan studi pustaka (Library
Research). Dalam penelitian ini menggunakan metode induktif dan deskriptf.
Peneliti memaparkan konsep reward (ganjaran) dan punishment (hukuman) dalam
perspektif pendidikan dan juga konsep reward (ganjaran) dan punishment
(hukuman) dalam perspektif pendidikan Islam, kemudian dari kedua pemaparan
tersebut dilakukan analisis.
Hasil analisis tersebut mengungkapkan bahwa konsep reward (ganjaran) dan
punishment (hukuman) tidak hanya diterapkan dalam pendidikan pada umumnya
saja, pendidikan Islam juga menerapkan (ganjaran) dan punishment (hukuman)
sejak masa Rasulullah SAW. dan juga para Rasul terdahulu. Dalam penelitian ini
dipaparkan konsep reward (ganjaran) dan punishment (hukuman) dalam
perspektif pendidikan Islam yang bersumber dari ayat-ayat al-Qur‟an, Hadits Nabi
SAW maupun tokoh pendidikan Islam. Dari hasil analisis tersebut dapat dilihat
bahwa dalam Islam juga mengajarkan agar mendidik dengan lemah lembut dan
kasih sayang bukan dengan cacian dan hukuman. Punishment (hukuman)
digunakan sebagai alternatif terakhir dalam pembelajaran.
Tidak tersedia versi lain