Text
Studi komparasi kejenuhan belajar antara siswa agama tahfidz (agt) dan agama reguler (agr) kelas x madrasah aliyah negeri (man) nganjuk
Seringkali aktivitas belajar yang padat serta banyaknya tugas dari sekolah
membuat siswa merasa lelah sehingga mengalami kejenuhan dalam belajarnya.
MAN Nganjuk sebagai madrasah yang mempunyai program Kelas AGT atau
agama tahfidz, yakni kelas bagi para calon penghafal al-Qur’an menjadi sudut yang
menarik untuk diteliti. Untuk itu peneliti membandingkan kejenuhan belajar yang
dialami oleh siswa AGT dengan AGR yang memiliki program satu hari khatam,
dengan rumusan masalah 1) Bagaimana tingkat kejenuhan belajar siswa kelas X
AGT Madrasah Aliyah Negeri Nganjuk? 2) Bagaimana tingkat kejenuhan belajar
siswa kelas X AGR Madrasah Aliyah Negeri Nganjuk? 3) Adakah perbedaan
kejenuhan belajar antara siswa AGT dan AGR. Di mana penelitian ini bertujuan
untuk menguji teori COR dari Hobfoll.
Peneliti menggunakan mixed method, dengan menyebarkan angket dan
mengadakan wawancara terhadap 34 siswa AGT dan 40 siswa AGR. Adapun dalam
menganalisis data peneliti menggunakan rumus dari Mann Whitney U-Test karena
data tidak berdistribusi normal. Pada penelitian ini didapatkan angka Sig. (2-tailed)
0,000 yang lebih kecil dari 0,05 artinya adalah tolak Ho dan terima Ha maka,
terdapat perbedaan kejenuhan belajar anatara siswa AGT dengan AGR, dimana
tingkat kejenuhan siswa AGT lebih tinggi dari pada siswa AGR. Dengan pedoman
true score, kelas AGT berada pada kategori sedang dengan mean sebesar 38,91 dan
kelas AGR menempati kategori rendah dengan mean sebesar 29,95.
Tidak tersedia versi lain