Text
Pengaruh qira'at nafi' riwayat warsh dalam penafsiran al-quran
Sebagai kitab suci yang memberi petunjuk kepada manusia, al-Qur’an harus dibaca dan difahami. Pemahaman al-Qur’an dan penafsiran seseorang terhadap al-Qur’an tentu terkait erat dengan penguasaannya terhadap ilmu qira>’at (bacaan al-Qur’an), disamping ilmu-ilmu lain seperti bahasa Arab, sejarah al-Qur’an, ulum al-Qur’an, kaidah-kaidah tafsir dan ilmu-ilmu yang lain.
Oleh sebab itu, al-Qur’an diturunkan dalam bentuk sab‘ah ah}ruf, yaitu bacaan yang disesuaikan dengan dialek mereka, agar bisa membacanya, mengambil manfaat dari al-Qur’an bagi berupa petunjuk, hukum-hukum syari’at, mu’amalat, atau dalam rangka ibadah. Seandainya al-Qur’an diturunkan dengan satu ciri dialek atau logat, tentu sulit bagi mereka mengambil manfa’at dari al-Qur’an. Sebab tidak mudah bagi seseorang untuk memahami bahasa dan logat yang lain, selain logat yang dikenalnya sejak lahir dalam waktu singkat. Jika toleransi diatas tidak diberikan, maka memahami Al-Qu’ran menjadi beban berat bagi mereka
Qira>’at al-Qur’an adalah suatu aliran yang dianut oleh salah satu imam madhhab dari beberapa imam madhhab tentang pengucapan lafaz} al-Qur'an. Perbedaan antara satu qira>’at dengan qira>’at yang lain bisa saja terjadi pada perbedaan huruf, bentuk kata, susunan kalimat, i‘ra>b, penambahan, dan pengurangan kata. Perbedaan qira>’at al-Qur’an yang berkaitan dengan subtansi lafaz} atau kalimat, adakalanya mempengaruhi makna dari lafaz} tersebut dan adakalanya tidak. Perbedaan-perbedaan ini sedikit banyak-nya tentu membawa kepada perbedaan makna yang selanjutnya berpengaruh terhadap hukum yang diistimbat}kan darinya.
Tidak tersedia versi lain