Text
Kerukunan Beragama; dan kontroversi Penggunaan kata Allah dalam Agama kristen.
Islam adalah agama yang sangat menjunjung toleransi. Catatan perjalanan sejarah manusia telah mengabadikan itu. Misalnya ketika umat Islam menguasi Jerusalem dan Khalifah Umar r.a. masuk ke dalam Kota Jerusalem untuk menerima kunci kota dari Uskup Sophronius pada tahun 637 M Umar bin Khaththab tidak membantai penduduk Jerusalem yang beragama Kristen dan Yahudi. Bahkan Khalifah Umar menjamin keselamatan dan keamanan mereka dalam menjalankan ibadah sesuai agama masing-masing. Keadaan ini terus terjaga selama 462 tahun ketika Islam berkuasa di sana. Hal ini sangat berbeda dengan kejadian saat Jerusalem ditaklukkan oleh Pasukan Salib tahun 1099 M. Masyarakat Islam dibantai di sana.
Lalu saat Islam menguasai Eropa. Masyarakat Eropa yang tidak beragama Islam juga dijaga keselamatan mereka asalkan mereka mematuhi perjanjian. Namun ketika Islam berhasil dikalahkan penguasa Kristen memaksa umat Islam meninggalkan agamanya dan masuk Kristen dan jika tidak mau maka mereka dibantai.
Bila kita mau jujur dan adil menilai kita akan dapat melihat perbedaan mencolok toleransi antar-umat beragama dalam suatu negara ketika Islam menjadi mayoritas dengan non-Islam yang menjadi mayoritas. Bandingkan saja misalnya Indonesia dengan Amerika. Umat minoritas di Indonesia mendapat hak libur hari besar agama mereka dan mereka juga memiliki hak yang sama dalam jabatan publik. Sementara umat Islam yang tinggal di negara mayoritas Kristen tidak mendapat hak libur perayaan agama serta tidak memiliki peluang yang sama dalam jabatan publik. Meskipun umat Islam Indonesia sebagai masyarakat mayoritas sudah sangat toleran tetap saja kaum minoritas menuntut lebih dan menganggap umat Islam tidak toleran. Bila terjadi konflik umat Islam selalu menjadi tertuduh yang seakan-akan selalu salah. Sementara pihak minoritas yang sebenarnya salah selalu dibela dengan alasan HAM.Melalui buku ini Doktor Adian Husaini ingin mengajak pembaca untuk melihat konflik antar-umat beragama yang terjadi dengan pandangan kejujuran dan melihat segala sesuatu dari akar masalah. Setiap pemeluk agama diajak untuk menyadari realitas keragaman agama di Indonesia dan tidak menghalalkan segala cara untuk menyebarkan agamanya kepada pemeluk agama lain seperti yang dilakukan oleh gerakan kristenisasi. Khusus untuk umat Islam buku ini juga mengingatkan kembali pentingnya sinergi ulama cendekiawan dan masyarakat dalam usaha menjaga dan membentengi aqidah pemeluk Islam Indonesia supaya umat Islam tidak mudah mengikuti ideologi-ideologi yang bertentangan dengan Islam atau bahkan menjadi penyeru pertama yang menghakimi Islam jika terjadi permasalahan antar-umat beragama.
Judul | Edisi | Bahasa |
---|---|---|
Agama dan keberagamaan dalam konteks perbandingan agama / Adeng Muchtar Ghazali | cet. 1 | 0 |