Text
Pengaruh rawi perempuan terhadap problematika haid dalam hadis Nabi Muhammad SAW / Nurul Farida Asy'ari
Kata Kunci: Rawi Perempuan, Problematika Haid, Fiqh al-Hadis
Sanad sebagai mata rantai penghubung matan hadis kepada Nabi SAW merupakan sekumpulan rawi yakni orang-orang yang meriwayatkan matan hadis sampai kepada kita. Rawi terdiri dari beberapa tingkatan, meliputi rawi di tingkat sahabat, tabi’in, atba’ al-tabi’in, dan seterusnya. Dalam hal ini, mayoritas rawi perempuan adalah dari kalangan sahabat. Dengan kata lain, mereka adalah s}ahabiyat. Sahabiyat yang banyak meriwayatkan hadis adalah dari kalangan keluarga Rasulullah SAW, misalnya istri-istri beliau. Dalam hal keadilan para sahabat ini jumhur ulama sepakat bahwa semua sahabat adalah adil. Sedangkan dalam hal kedabitannya, mereka juga banyak yang terkenal akan hafalannya. Karena itu mereka dinilai thiqah, sehingga hadis yang diriwayatkan oleh para sahabat dapat diterima (maqbul). Adapun problematika haid} yang muncul dalam hadis Rasulullah SAW ini tergolongan sangat banyak. Misalnya larangan melaksanakan salat, kewajiban menqada puasa, serta hal-hal yang berkaitan dengan hubungan suami istri. Penelitian ini dimaksudkan untuk mengetahui pengaruh para sahabat perempuan terhadap problematika haid serta keterlibatan mereka dalam periwayatan hadis.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan dokumentasi, yaitu dengan cara mengumpulkan hadis dengan tema yang telah ditentukan. Hadis-hadis tersebut kemudian diteliti kualitasnya agar diketahui maqbul atau tidak. Setelah mengetahui hadis-hadis yang maqbul, pemahaman terhadap hadis-hadis tersebut dilakukan dengan beberapa pendekatan. Dalam penelitian ini pendekatan yang digunakan adalah pendekatan historis.
Hasil penelitian ini menyatakan bahwa sebagian besar hadis dengan tema problematika haid tersebut muncul karena permasalahan yang dibawa oleh para sahabat perempuan untuk ditanyakan pada Rasulullah SAW. Beberapa dari para sahabat perempuan tersebut menjadi saksi primer atas hadis hadis yang muncul, misalnya perempuan dari kalangan keluarga Rasulullah SAW. Sejarah menyatakan bahwa sebelum Islam datang, perempuan dianggap sebagai makhluk yang kurang penting dibandingkan dengan laki-laki dan dianggap sama seperti benda. Namun agama Islam merubah pandangan seperti itu. Karenanya, kaum perempuan pun telah membuktikan peran penting mereka sebagai sahabiyat dalam hal periwayatan hadis, terutama hadis-hadis tentang masalah-masalah keperempuanan.
Tidak tersedia versi lain