Text
Strategi coping korban erupsi gunung kelud dalam mengurangi trauma di desa sugihwaras-ngancar / Umi Kulsum
Kata Kunci: Strategi Coping dan Trauma
Bencana merupakan fenomena yang terjadi karena terdapatnya komponen-komponen ancaman dan kerentanan yang bekerja bersama secara sistematis, sehingga menyebabkan terjadinya resiko pada komunitas sekitarnya. Bencanaalamjugaterjadipadamasyarakat Kediri padatanggal 13 Februari 2014 laluyaitumeletusnyaGunung Kelud yang berdampakcukupbesarbagikehidupanwargasekitarGunung Kelud maupunmasyarakatlainnya yang terkenaerupsiGunung Kelud tersebut. Pada sebagian orang perasaan-perasaan ini akan pulih seiring dengan berjalannya waktu. Namun, pada sebagian yang lain dampak psikologis bencana dapat berlangsung lebih lama berupa dampak emosional yang berkaitan langsung dengan bencana yaitu trauma dan sebagai bentuk penyesuaian diri untuk mengurangi trauma yang dialami oleh beberapa warga di Desa Sugihwaras pasca erupsi gunung Kelud dengan mengembangkan strategi yang dapat digunakan untuk menghadapi situasi yang menekan yang setiap saat bisa muncul dan bisa saja mengakibatkan stres yang disebut dengan strategi coping.Sehingga dalam hal ini ingin mengetahui keadaan trauma yang terjadi pada korban erupsi gunung Kelud dan strategi coping korban erupsi gunung Kelud dalam mengurangi trauma di Desa Sugihwaras-Ngancar.
Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif.Subyek dalam penelitian ini sebanyak 5 warga yang mengalami trauma. Pemilihan subyek penelitian dengan mengamati gejala-gejala trauma yang muncul pada subyek penelitian dan atas dasar rekomendasi dari ketua Rukun Tetangga. Dalam proses analisis, peneliti menggunakan teori Pembagian Strategi Coping dari Lazarus dan Folkman untuk menganalisis temuan penelitian terkait strategi coping yang dilakukan oleh subyek penelitian dalam mengurangi trauma.
Hasil dari penelitian ini ialah diperolehnya gambaran mengenai keadaan trauma yang terjadi pada ke 5 subyek penelitian yaitumemunculkan kembali peristiwa traumatik dalam ingatan, masing-masing subyek berusaha menghindari perasaan-perasaan tidak nyaman yang muncul pada diri mereka, mengalami gangguan tidur, terkejut atau kaget ketika mendengar suara keras seperti petir dan letusan-letusan kecil dari gunung Kelud serta awan hitam dan asap tebal serta lebih waspada terhadap bahaya gunung Kelud jika sewaktu-waktu dapat meletus kembali. Adapun strategi coping yang dilakukan yaknistrategi coping berfokus pada masalah dengan rutin mengikuti pengajian, melakukan aktivitas sosial dan mencari dukungan dari keluarga, kerabat, warga sekitar dan tokoh agama.Strategi coping berfokus pada emosi yakni dengan mengontrol emosi, berpikir positif, pasrah, sabar dan menerima kondisi, lebih banyak menghabiskan waktu untuk berdiam diri serta menyibukkan diri pada aktivitas sehari-hari.
Tidak tersedia versi lain