Text
Interaksi komunitas muslim tionghoa di surabaya(studi komunikasi multikultural pada komunitas muslim tionghoa dengan masyarakat tionghoa non-muslim dan jawa)/ Dewi Mirnasari
Kata Kunci : Interaksi, Tionghoa, Jawa
Kota Surabaya memiliki masyarakat yang multikultural, nampak dari keanekaragaman kelompok sosial atau suku bangsa, agama, ras, bahasa beserta kebudayaannya. Muslim Tionghoa merupakan minoritas dalam minoritas masyarakat Surabaya antara Tionghoa Non-Muslim dan Jawa. Mereka berinteraksi dan hidup berdampingan secara fisik, tapi terpisahkan oleh perbedaan-perbedaan identitas sosial, orientasi, sistem nilai dan keyakinan yang berlainan. Komunikasi multikultural memegang peranan penting dalam menciptakan harmoni pada masyarakat multikultural. Yang menjadi pertanyaan adalah bagaimana komunikasi multikultural antara Muslim Tionghoa dengan masyarakat Tionghoa Non-Muslim dan Jawa.
Dalam penelitian ini penulis menggunakan pendekatan kualitatif. Metode pengumpulan data yang digunakan adalah observasi, wawancara mendalam, dan dokumentasi. Jenis penelitian yang digunakan penulis adalah jenis penelitian deskriptif kualitatif. Untuk menganalisis data penulis menggunakan teknik deskriptif dengan membuat gambaran yang sistematis, dan dianalisis melalui reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Untuk mengecek keabsahan data penulis menggunakan perpanjangan keikutsertaan, ketekunan pengamatan, dan triangulasi.
Dari penelitian ini diperoleh kesimpulan sebagai berikut: komunikasi multikultural komunitas Muslim Tionghoa saat berinteraksi dengan masyarakat Tionghoa Non-Muslim banyak terjadi melalui kegiatan kemanusiaan dan sosial budaya. Tema-tema kemanusiaan dan tradisi-tradisi Tionghoa menjadi penghubung di antara keduanya, meskipun Muslim Tionghoa tidak sepenuhnya mengikuti tradisi-tradisi Tionghoa terutama tradisi-tradisi yang dianggap bertentangan dengan agama yang mereka anut. Stereotip agama mewarnai komunikasi di antara keduannya. Strategi simpati dan empati, menjadi salah satu cara yang ditempuh oleh komunitas Muslim Tionghoa agar dapat berbaur dengan Tionghoa Non-Muslim, komunikasi secara terbuka, mengedepankan toleransi, sabar dan tidak memaksa dalam berdakwah. Komunikasi multikultural komunitas Muslim Tionghoa saat berinteraksi dengan masyarakat Jawa berlangsung secara aktif melalui kegiatan-kegiatan kemanusiaan dan keagamaan. Persamaan agama menjadi pendorong dalam proses pembauran di antara keduanya. Meskipun etnosentrisme dan stereotip etnis masih terlihat, tapi dengan strategi komunikasi simpati dan empati dengan mengedepankan sikap toleransi dapat mengurangi hambatan-hambatan komunikasi dan menciptakan harmoni antara komunitas Muslim Tionghoa dengan masyarakat Jawa di Kota Surabaya.
Tidak tersedia versi lain