Text
Pesan dakwah dalam lagu pop religi(analisis semiotika pada nada dan lirik lagu “bila tiba” dari band ungu)/ Bagus Sujatmiko
Kata Kunci : Pesan Dakwah, Nada dan Lirik Lagu “Bila Tiba”.
Musik merupakan salah satu media penyampai pesan. Dalam musik dapat disematkan norma-norma yang terkandung dalam kehidupan salah satunya Pesan Dakwah. Musik yang mengandung Pesan Dakwah biasa disebut Musik Religi. Musik Religi di Indonesia dimulai pada tahum 70-an oleh band legendaris Sam Bimbo dengan lagu Sajadah Panjang, dan grup Nasyid Nasyida Ria dengan lagu Perdamaian.Banyak dari lagu-lagu mereka berisikan Pesan Dakwah yang banyak diminati pendengar. Dan saat ini, terdapat juga band papan atas Indonesia yang selalu berhasil dalam membuat lagu religi dari aliran Pop, yaitu Band Ungu. Lagu-lagu Religi dari Band Ungu banyak berisikan Pesan Dakwah dengan lirik yang menyentuh, diiringi dengan musik yang sesuai. Dan salah lagu religinya yang terbaru yang berjudul “Bila Tiba”. Lagu ini memiliki perpaduan antara nada Ballad dan lirik yang puitis, sebagai upaya maksimal untuk menyampaikan pesan dakwah yang terkandung di dalamnya. Lagu yang menjadi soundtrack film “Sang Kyai” ini banyak diminati karena nadanya lembut dan liriknya yang menggugah. Untuk itu penelitian ini bermaksud untuk menganalisis Pesan Dakwah yang terkandung dalam perpaduan nada dan lirik lagu tersebut.
Untuk menganalisis lagu “Bila Tiba”, peneliti menggunakan Teori Semiotika Charles Sanders Peirce. Klasifikasi tanda dari Charles Sanders Peirce dapat digunakan untuk mengupas simbol nada dan lirik lagu, untuk kemudian dapat diketahui pesan dakwah lagu secara kompleks dan mendalam. Klasifikasi tanda yang digunakan antara lain Qualisign, Dicent Sinsign, Rhematical Indexical Legisign,Dicent Symbol, dan Argument.Bagaimanakah Pesan Dakwah pada lagu “Bila Tiba” ditinjau dari analisis semiotika Charles Sanders Peirce?
Dari hasil analisis mengungkapkan bahwa pesan dakwah dalam lagu ini menyampaikan kepada pendengarnya untuk mengingat peristiwa kematian. Kematian adalah hal mutlak yang pasti terjadi pada setiap manusia, kehadiranya tidak bisa dihindari. Pada bait-bait awal menerangkan gejala-gejala fisik seseorang yang mengalami sakarotul maut. Sementara penekanan dari isi pesan lagu terdapat pada bait utama, yang menerangkan ketika ajal datang, manusia tidak bisa lari darinya. Pesan lagu disampaikan dengan lirik yang puitis dan nada yang lembut, menjadikan lagu ini sebagai sarana perenungan bagi pendengarnya. Selanjutnya, lagu ini juga mengajak pendengarnya untuk memperbaiki amal perbuatanya selama hidup, untuk mempersiapkan diri ketika kematian datang menghampirinya. dan senantiasa berdo’a agar mati dalam keadaan khusnul khotimah.
Tidak tersedia versi lain