Text
Pengembangan Akhlak Mulia Untuk Santri Kelas II Ibtidaiyah Di Madrasah Diniyah Ussisa ‘Alattaqwa Tamanan Mojoroto Kediri Pada Tahun 2013/2014
ABSTRAK
Hendra Wisnu Yoga, Dosen Penguji Utama Dr. Hj. Munifah, M. Pd. Dosen Pembimbing Dr. H. Anis Humaidi, M. Ag. dan Saifullah, M. Ag.: Pengembangan Akhlak Mulia Untuk Santri Kelas II Ibtidaiyah Di Madrasah Diniyah Ussisa ‘Alattaqwa Tamanan Mojoroto Kediri Pada Tahun 2013/2014
Kata Kunci : Pengembangan Akhlak, Akhlak Mulia
Karakter merupakan cara berpikir dan berperilaku yang khas pada tiap individu. Karena masing-masing individu memiliki latar belakang pengetahuan dan pengalaman yang berbeda. Maka sifat karakter yang muncul juga berbeda-beda. Madrasah di tengah perkotaan merupakan langkah strategis dalam membangun manusia-manusia yang paham akan nilai-nilai kebaikan. Terdapat masalah yang sangat kompleks di wilayah Madrasah. Seperti yang diketahui ada sebagian kecil anak atau santri yang masih memiliki karakter keras yang menimbulkan kekerasan juga berkata kotor dan melebihi batas kewajaran.
Berdasarkan hal itu maka cukup menarik bagi peneliti untuk menelaah lebih dalam mengenai (1) Bagaimana usaha mengembangkan akhlak mulia di Madrasah Diniyah? (2) Apa saja kendala yang dihadapi dalam menerapkan akhlak mulia di Madrasah Diniyah?
Dalam penelitian ini peneliti menggunakan pendekatan kualitatif, yaitu suatu prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa ucapan atau tulisan dan perilaku yang dapat diamati dari subyek itu sendiri. Sedangkan analisis data dalam penelitian ini meliputi memilih data yang diperoleh kemudian mengorganisasikan dalam satu pola, setelah itu data yang telah diorganisasikan dituangkan dalam hasil penelitian.
Hasil penelitian yang diperoleh menunjukkan hasil bahwa usaha pengembangan akhlak mulia di Madrasah Diniyah Ussisa ‘Alattaqwa Tamanan Kediri adalah: a). dapat melalui memberikan motivasi, b). membuat aturan tata tertib, c). bersikap tegas, tapi lunak, d). membuat variasi dalam mengajar, e). melalui teladan dan pembiasaan. Kendala : a). waktu les yang berbenturan dengan kegiatan mengaji, b). tidak antusias bagi wali santri terhadap pendidikan agama putra-putrinya, c). kenakalan para santri dan sulitnya memahamkan mereka, d). sikap acuh para santri dalam pengelolaan waktu, e). kurangnya ketertiban, f). sulitnya memahamkan mereka.
Tidak tersedia versi lain