Text
Peranan Manajemen Risiko Dalam Mengatasi Pembiayaan Bermasalah Pada Produk Pembiayaan Warung Mikro (Studi Kasus Di Bank Syariah Mandiri KCP Nganjuk)
Fitriyanti Nur Laily, Dosen Pembimbing ABDUL WAHAB AH KHALIL, MA dan ACHMAD MUNIF SE, MM. : Peranan Manajemen Risiko Dalam Mengatasi Pembiayaan Bermasalah Pada Produk Pembiayaan Warung Mikro (Studi Kasus Di Bank Syariah Mandiri KCP Nganjuk), Ekonomi Islam (EI), Syari’ah, STAIN Kediri, 2014.
Kata kunci: Manajemen Risiko, Pembiayaan Bermasalah
Pembiayaan merupakan aktifitas yang sangat penting, karena dengan pembiayaan akan diperoleh sumber pendapatan utama dan menjadi penunjang kelangsungan usaha perbankan syariah. Pembiayaan juga bisa mendatangkan kerugian karena banyak kegiatan bank berasal dari pembiayaan, sehingga jika tidak dikelola dengan baik akan menimbulkan risiko yang mengancam keberlangsungan hidup bank tersebut. Dalam hal ini dikenal dengan pembiayaan bermasalah. Untuk mengantisipasi pembiayaan bermasalah, maka Asisten Analis Mikro (AAM) menerapkan manajemen risiko pembiayaan untuk meminimalisir pembiayaan bermasalah.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana manajemen risiko dan peranan manajemen risiko ketika terjadi pembiayaan bermasalah di BSM KCP Nganjuk. Penelitian ini merupakan penelitian lapangan dengan menggunakan teknik pengumpulan data berupa wawancara, observasi, dokumentasi dan menggunakan analisis data deskriptif kualitatif.
Berdasarkan hasil analisis dapat disimpulkan bahwa Manajemen risiko berperan ketika terjadi pembiayaan bermasalah yaitu: (1) Pendampingan, (2) Pengiriman Surat Peringatan 1 sampai 3, (3) Revitalisasi Pembiayaan (Restructuring, Rescheduling, Eksekusi Jaminan,Write Off). Manajemen risiko pembiayaan yang digunakan BSM KCP Nganjuk sudah efektif. Ini dapat dilihat dari penerapan manajemen risiko sejak analisis permohonan pembiayaan yang menggunakan prudential banking (prinsip kehati- hatian bank) hingga penanganan pembiayaan bermasalah. Pembiayaan bermasalah juga bisa diatasi oleh BSM KCP Nganjuk dan tidak sampai dalam jumlah besar. Jadi secara keseluruhan manajemen risiko dan pengelolaannya dalam mengatasi pembiayaan bermasalah sudah baik dan dapat mengatasi serta meminimalisir risiko- risiko yang ada. Risiko yang terjadi di BSM KCP Nganjuk masih dalam taraf normal karena NPF menduduki peringkat 1 dan dapat mempertahankan NPF sebesar 0,9%.
Tidak tersedia versi lain