Text
Konsep diri pengemis penghuni barak penampungan tuna wisma dan tuna karya kota Kediri
ABDUL KARIM MASNGUDI, Dosen Pembimbing M. MU’TASHIM BILLAH, MA. dan YULI DARWATI, M.Si.: Konsep Diri Pengemis Penghuni Barak Penampungan Tuna Wisma Dan Tuna Karya Kota Kediri.
Psikologi Islam, Ushuluddin dan Ilmu Sosial, STAIN Kediri, 2012.
Kata Kunci: Konsep Diri, Pengemis, Barak
Konsep diri adalah penilaian, pengenalan dan pemahaman individu terhadap diri sendiri. Meliputi karakteristik kepribadian, nilai-nilai kehidupan, prinsip hidup, moralitas, pengalaman dan interaksi individu dengan lingkungannya. Salah satu faktor yang melatar belakangi pengemis bertahan pada profesinya adalah faktor konsep diri. Pengemis berpenghasilanan dari meminta-minta di muka umum dengan berbagai alasan untuk mengharapkan belas kasihan dari orang lain. Subyek penelitian ini adalah pengemis yang menghuni Barak Penampungan Tuna Wisma dan Tuna Karya kota Kediri.
Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif. Subyek dalam penelitian ini adalah sebanyak 8 orang, dengan menggunakan metode penelitian observer as participant, dokumentasi dan wawancara terstruktur yang mengacu kepada tes Konsep diri Teenese Self Concept Scale (TSCS). Alat tes ini banyak digunakan untuk keperluan konseling dan penelitian klinis. Analisis data menggunakan metode Reduksi Data, Penyajian Data dan Penarikan kesimpulan. Pengecekan keabsahan data dengan kedalaman observasi dan triangulasi, yaitu dengan cara mencocokkan hasil temuan penelitian melalui wawancara dengan observasi serta arsip yang diperoleh dan juga informasi dari sumber lain.
Hasil penelitian ini mengungkapkan bahwa: 1) terdapat 6 subyek mempunyai konsep diri negatif, sebagian besar lahir dan besar di Barak. 2) 2 subyek mempunyai konsep diri positif, keduanya laki-laki. 3) Konsep diri pengemis penghuni Barak Penampungan Tuna Wisma Dan Tuna Karya kota Kediri, terbentuk karena lingkungan pengemis yang menjadikan konsep diri negatif dan mendorong untuk mengemis.
Upaya pengentasan terhadap pengemis masih memungkinkan asal tepat sasaran, upaya pembelajaran dan pelatihan terhadap pengemis perlu mempertimbangkan efektifitas pelatihan yang dilakukan. Dengan cara memilih atau mengelompokkan pengemis yang masih muda dan masih mungkin untuk berubah. Dan kedua, perlunya kontinyuitas pelatihan dan kontrol terhadap pelatihan yang telah diselenggarakan. Bukan hanya bersifat insidental saja
Tidak tersedia versi lain