Text
Presentasi pemikiran Abdurrahman Wahid tentang kehidupan umat beragama dalam lirik "Syiir tanpo waton" (Studi semiotika komunikasi Charles Sanders Pierce)
AGUS KHAIRUL FATA A., Dosen Pembimbing Moch. Muwaffiqillah, M. Fil.I dan Taufik Alamin, SS, M.Si: Representasi Pemikiran Abdurrahman Wahid Tentang Kehidupan Umat Beragama Dalam Lirik “Syiir Tanpo Waton”, Komunikasi Islam, Ushuluddin dan Ilmu Sosial, STAIN Kediri, 2012
Kata Kunci: lirik, Gus Dur, Syiir Tanpo Waton
Lirik lagu merupakan salah satu bentuk dari komunikasi verbal yang memiliki pesan didalamnya. Komunikasi verbal merupakan sarana utama untuk menyatakan pikiran perasaan dan maksud kita dengan mengubah pesan tersebut menjadi kiasan-kiasan atau simbol sehingga menjadi enak untuk didenagrkan. “Syiir Tanpo Waton”, merupakan puji-pujian yang dilantunkan umat Islam sebelum menunaikan kewajiban sholat. Meskipun pengarang dan pelantun syiir masih belum duketahui, akan tetapi masyarakat luas memiliki keyakinan bahwa pelantun dari syiir tersebut ialah almarhum Abdurrahman Wahid. Oleh karenanya penelitian ini bertujuan mengetahui makna yang terkandung dalam lirik “Syiir Tanpo Waton”, kemudian dikaitkan dengan pemikiran Gus Dur.
Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan pendekatan kualitatif dengan tehnik analisa data menggunakan model semiotika dari Charles S. Pierce yaitu Triangle Meaning terdiri dari Tanda adalah sesuatu yang berbentuk fisik yang dapat ditangkap poleh panca indra manusia, Acuan Tanda adalah konteks sosial yang menjadi refrensi dari tanda atau sesuatu yang dirujuk tanda, Pengguna Tanda (Interpretant) adalah Konsep pemikiran dari orang yang menggunakan tanda. Setelah hal tersebut dilakukan, kemudian di representasikan dengan pemikiran Gus Dur tentang kehidupan umat beragama.
Hasil penelitian ini mengungkapkan bahwa lirik “Syiir Tanpo Waton” memiliki makna tentang rasa toleransi antar umat beragama. Rasa saling menghormati antar sesama pemeluk agama tertuang dalam lirik tersebut. Pendengar diajarkan untuk tidak merasa paling benar dalam ajarannya, sehingga menganggap ajaran/ agama lain salah. Pesan lirik mengenai toleransi tersebut sejalan dengan pemikiran Gus Dur mengenai Toleransi dimana Gus Dur memiliki pandangan lain mengenai Toleransi, Toleransi menurut Gus Dur tidak hanya adanya rasa saling menghormati dan menghargai keyakinan tetapi juga disertai kesediaan untuk menerima ajaran yang baik dari agama lain
Tidak tersedia versi lain